memiliki anak diusia yang
sudah tidak ‘muda’ lagi ternyata dampaknya luar biasa ya bagi tubuh ini. 7
tahun lalu saat melahirkan sikembar aku sudah menginjak usia 37 tahun, jadi
hitung saja sendiri berapa usiaku di tahun ini. Terbayang kan bagaimana di usia
tubuh yang sudah tidak muda lagi harus siap sedia setiap saat untuk ‘berlari’
dan tetap gesit mengawasi tumbuh kembang mereka.
Gak bisa dipungkiri sama yang
namanya pegal pegal selalu terasa. Salah satu andalanku untuk meredakan pegal
adalah koyo. Cukup berhasil meredakan pegal atau ketegangan otot di betis,
pundak atau punggung.
Segala macam koyo sudah aku
coba. Dan ada beberapa yang cukup manjur, cespleng. Dannnn ada satu koyo yang
jadi favoriteku. Buat aku, ini koyo mantep banget dan top. Cuma masalahnya
adalah, ini koyo susah ndapetinnya selain emang dari sisi harga juga lumayan,
dan konyolnya lagi, versi yang beredar di sini (Indonesia) gak se-mantep dan
se-cespleng versi negara tetangga. Entah bedanya dimana, tapi emang sensasi
rasa koyonya beda. Bukan karena embel-embel ‘impor’ minded ya.
Ukuran si koyo ini cukup
lebar dan besar. Sehingga bisa dipotong sesuai dengan keperluan, atau kalau
memang area yang mau di ‘relaksasi’ cukup besar ya 1 lembar sudah sangat cukup.
Rasa panasnya gak terlalu nyengat, aturan waktu pemakaiannya dianjurkan dipakai
selama kurleb 8 jam. Biasanya aku pakai dimalam hari. Yang aku rasakan di pagi
hari saat bangun, Alhamdulillah rasanya otot sudah mereda dan rasa pegal
hilang.
Alhasil, jika pada umumnya
oleh-oleh yang diminta seseorang apabila ada yang habis berkunjung ke negara
tetangga berupa coklat, baju, sepatu, miniatur souvenir, tidak berlaku buat
aku. Aku memilih dibawakan si koyo ini. Kadang
kadang jadi bikin geli sama yang dititipin dan dikomenin “jiaaaa jauh-jauh gw
pergi elo mintanya dibawain koyo, dasar nenek-nenek”. Hahahahahaha…. Ya ya ya
harus diakui tubuh ini sudah menua ^_*.
Hayooooo siapa yang mau
ngasih oleh-oleh buat aku ? ditunggu yaaa ^_^