Wednesday, December 19, 2012

bunda goes to Kalimantan - Surabaya (part 11 - habis)



Selasa, 23 Oktober 2012, terbangun mendengar kesibukan diluar sana. Waktu masih menunjukkan pukul 05.00 wib tapi suasananya seperti sudah ‘siang’. Senangnya jika berada di rumah bupuh adalah keakraban tetangga yang sangat kental di lingkungan sekitar. Dimana mayoritas para tetangga juga sudah sepuh seusia bupuh. Jalanan depan rumah sudah ramai dengan kesibukan pagi.

Segera mandi dan kembali packing. Hari terakhir dalam perjalanan bunda. Setelah rapi semua, kembali bersama bupuh menuju ke rumah om pantom. Kembali menjenguk mbah uti sekaligus berpamitan. Sampai disana, mbah uti sudah menunggu. Melanjutkan ngobrol dan sarapan bareng.


 Akhirnya tiba saatnya harus pamit. Memeluk erat mbah uti, mendoakan agar tetap sehat di usianya yang sudah 83 tahun. Berharap masih diberi kesempatan kembali untuk segera memeluknya dalam waktu dekat. Amin. 


Dengan diantar oleh om Pantom dan tante Endah, melaju memasuki tengah kota Surabaya. Janjian bertemu dengan jeng Irra di KFC *gak tahu apa nama daerahnya*. Sampai disana jeng Irra sudah menunggu. Berpamitan kembali dengan om Pantom dan tante En. Terimakasih juga sudah menyempatkan untuk mengantar serta membekali dengan oleh-oleh.

Bersama jeng Irra, bunda melaju menuju tempat pertemuan yang sudah disepakati bersama jeng Rozalina *tepok jidat yang pelupa*. Tidak lama menunggu, jeng Roza juga segera sampai. Kita melanjutkan memilih tempat makan dan makan siang, bunda memilih menu I fu mie sebagai makan siang. 



Pertemuan yang menyenangkan, bersama jeng Rozalina, jeng Irra dan kemudian menyusul datang adalah keluarga Pak Kusyanto. Banyak yang menjadi obrolan kami. Terutama bagi perkembangan anak-anak kita yang memiliki gangguan penglihatan. Besar harapan mereka agar Banet bisa mengadakan sebuah pertemuan di Surabaya. Bunda berjanji akan membicarakan kemungkinan tersebut bersama pengurus yang lain.
Akhirnya waktu jua yang memisahkan kita semua. Bunda harus segera menuju ke bandara Juanda untuk kembali pulang ke Jakarta. Kami semua berpamitan dan saling mendoakan. Senang bisa bertemu dan semoga menjadi berkah buat kita semua.


 Diantar oleh Irra, kita menuju ke bandara Internasional Juanda, Surabaya. Semula jeng Irra mau menemani bunda hingga selesai urusan check-in, tetapi bunda menolak. Sudah cukup diantar sampai di bandara saja. Lagipula kasian dengan I’am sudah terlalu lama ditinggal mamanya. Terimakasih banyak Irra atas perhatian dan waktunya. Semoga Allah SWT memudahkan usaha dan ikhtiar yang telah diupayakan, peluk sayang bunda untukmu jeng Irra.


Selesai urusan check-in dan memasukkan bagasi, ternyata masih cukup banyak waktu sebelum boarding tiba. Keisengan membawa langkah bunda menuju kopitiam dan memesan secangkir coklat panas serta kaya toast. Hmmmmm cukup menghangatkan dan menyingkirkan ‘galau’.



Pukul 19.00 wib mendarat dengan selamat di bandara Soeta. Dan….. kembali bertemu dengan seorang sahabat. Tri Martiyono, sahabat bunda semasa di SMAN 42 Halim. Tri memang bekerja di Perum Angkasa Pura, dan saat bertemu dia sudah menyelesaikan shift-nya serta bersiap pulang. Benar-benar sebuah perjalanan silaturahmi. 



Segera mengantri di halte Damri, bunda memilih tujuan Kemayoran. Ayah akan menjemput bunda di halte Kemayoran yang tidak jauh dari kantornya.

So,…
Waktunya untuk kembali ke rumah. Waktunya kembali pada rutinitas. Waktunya kembali ke ‘the real world’. Kembali menjadi emak-emak dengan berbagai kehebohannya. Waktu ‘me time’ sudah habis.

Terimakasih Ya Allah Ya Rabb, semoga apa yang telah aku bagikan, apa yang telah aku lakukan, dan apa yang telah aku peroleh dari perjalanan ini membawa berkah bagi banyak orang, dan diriku sendiri serta keluarga. Amin Amin Amin. 



D’end



Tuesday, December 18, 2012

bunda goes to Kalimantan - Surabaya (part 10)



Senin, 22 Oktober 2012 pukul 16.00 wib burung besi yang bunda tumpangi mendarat di Surabaya. Yang pertama bunda lakukan saat mendarat adalah merubah kembali jarum jam di arloji bunda dengan petunjuk waktu wilayah Indonesia Barat. 



Dua tahun sudah berlalu sejak terakhir bunda ‘pulang kampung’ ke Surabaya. Segera menyelesaikan urusan bagasi dan kemudian memesan taxi. Matahari sudah mulai meredup saat bunda melaju di jalanan menuju tandes. Menikmati sore hari di kota kelahiran. Hmmmmmm walaupun nyaris bunda tidak ‘mengenal’ kota Surabaya tapi bunda selalu mengaku bahwa ‘Surabaya’ adalah kampung bunda. 

Tiba dirumah bupuh Ani yang tersenyum ceria menyambut. Bupuh Ani adalah kakak ibuku. Saat ini dirumah hanya tinggal bupuh Ani dan Rio keponakan bunda yang menempati, setelah mbak Etty dan putrinya Lyla pindah ke Jakarta. Sepi karena Rio belum pulang kuliah. Setelah mandi dan shalat Maghrib, bunda dan bupuh naik becak ke rumah om pantom guna menjenguk mbah uti. Tinggal mbah uti-lah sekarang yang masih sehat. mbah uti ini nenek bunda dari ibu.

Namun sampai di rumah om Pantom, adik ibunya bunda, terlihat rumah kosong dan tidak ada mobil di garasinya. Waks…. Pasti lagi pergi deh. Hehehehehe ya iyalah kan bunda gak cerita kalo mau datang ke Surabaya. Jadilah mencoba telpon ke ponsel om pantom. Alhamdulillah mereka sudah dalam perjalanan pulang dan sudah tidak jauh lagi dari rumah, okelah kalo gitu ditunggu.

Benar saja, gak lama mobil yang dikendarai om pantom sampai rumah. Whuaaaaaaaaaaaaa kangen rasanya dengan mbah uti. Artinya sudah 2 tahun juga aku tidak menjenguk mbah uti. Maafkan cucumu ini yaaaa mbah. Senang rasanya bisa ngobrol sana sini. Beliau juga senang saat bunda memberikan kerupuk amplang sebagai oleh-oleh dari Kalimantan.

Hahahahahaha….. jujur bunda selalu bingung dan tertawa karena sulit menjelaskan kepada mbah uti yang juga tidak bosan menanyakan, sebenarnya bunda thu kerjaannya apa sih? Bolak balik pergi-pergi kesana kemari dan pasti bilang ‘seminar’ trus ini ke Kalimantan juga urusan ‘seminar’. Ya sulit menjelaskan dalam bahasa sederhana supaya bisa dipahami oleh beliau apa pekerjaan bunda, jadinya singkat kata kalo bunda kerjanya adalah ‘ikut seminar’ disana sini ^_^




To be continue,..

Monday, December 17, 2012

bunda goes to Kalimantan - Surabaya (part 9)



Senin, 22 Oktober 2012 terbangun samar samar suara adzan Subuh di kejauhan. Rasanya segar dan damai saat membuka pintu teras di balkon kamar hotel. Waktu terasa lambat berjalan disaat ini. Setelah menyelesaikan shalat Subuh, sempat nonton tivi sebentar kemudian mandi.


Tak lama terdengar suara ping dari bbm yang menyampaikan pesan dari Niar bahwa dia sudah menunggu di lobby bawah. Oke… bunda mau sarapan bareng bersama sahabat bunda, Sukmaniar. Peluk hangat kami berdua secara melelehkan kerinduan yang memuncak. Ah ternyata 27 tahun itu ‘sesuatu’ yaaaaaa. Segera kita menuju resto dan menyantap hidangan pagi.


Sebenarnya cukup banyak hidangan yang tersaji dan cukup enak, namun sepertinya kita berdua lebih memilih menuntaskan rasa rindu dan bercerita banyak merangkum rentang waktu 27 tahun hanya dalam 2 jam ke depan. Banyak sekali cerita yang kami sampaikan dan sungguh sebuah perjuangan panjang hingga sampai pada titik hari ini. Berat rasanya untuk berpisah kembali. Ya semoga Allah masih memberi perkenanNYA untuk bisa mempertemukan kita kembali. Peluk erat dan cium pipi menutup pamit kita. Tanpa disadari ada lelehan airmata di kedua pipi kita. Always missing you niar!!



Segera bunda kembali ke kamar dan menuntaskan packing kemudian check-out dan melakukan perjalanan panjang kembali menuju Balikpapan.

Melintas jembatan Mahakam, kembali merasa ada sebagian ‘hati’ yang tertinggal. Déjà vu 27tahun lalu, meninggalkan sebagian ‘hati’ disini. Berharap masih mempunyai kesempatan untuk kembali ke Samarinda dan tidak harus menunggu sampai 27tahun kedepan. Insya Allah.



Sesampai di Balikpapan segera menuju bandara Sepinggan di Terminal 1 dan melakukan check-in. Selesai urusan check-in, masih ada waktu sekitar 1jam sebelum waktu boarding. Dannnnn…. Kopdar terakhir adalah bertemu dengan sahabat bunda yakni Rini Syafriani. Dulu kita sekelas saat di kelas 3-1 smpn 1. Menemui Rini di kantornya BN* yang berada di ujung Terminal 2 bandara. Hehehehehe maaf ya anak buah… bunda menculik boss kalian dulu ^_*


Bersama Rini, bunda makan siang di salah satu resto di dalam Terminal 2. Beberapa tahun lalu kita sempat bertemu saat Rini sedang pelatihan di Jakarta. Banyak cerita yang kita obrolkan sambil makan siang hingga saatnya waktu boarding tiba. Kembali berpelukan dan saling berdoa akan kebaikan kita bersama.

Saat antri akan memasuki gate untuk boarding, sesaat sebelum bunda mematikan ponsel, berdering dan memunculkan sebuah nama, Norsehan. Aaahhh… ya sebenarnya ada 1 janji lagi bertemu sahabat namun rupanya hingga waktu boarding tiba, kita tidak memiliki kesempatan untuk bertemu. Insya Allah dilain kesempatan.


Selamat tinggal bumi Borneo.







To be continue,..

bunda goes to Kalimantan - Surabaya (part 8)



Setelah bisa beristirahat di kamar,.. barulah terasa rasanya capek dan kantuk. Kabar terakhir dari teman smp bunda, Lily bahwa dia masih harus menyelesaikan beberapa pekerjaan dulu di kantor barulah sore nanti bisa menjemput bunda dan kumpul bareng bersama. Oke…. Bunda bisa zzzzzzzzzzzz ^_^

Terbangun oleh deringan telpon dari Lily yang mengatakan bahwa dia sudah selesai dan akan segera menjemput bunda di hotel. Oke!!! Segera mandi dan bersiap. Menunggu di lobby hotel tidak lama muncullah Lily dan Aishah teman smp bunda. Whuaaaaaaaaaaa 27 tahun terpisah dan baru bertemu lagi, seru dengan pelukan dan kehebohan cerita. 



Diantar Lily kita menuju UKM, pusat oleh-oleh di Samarinda. Disana bunda membeli beberapa kerupuk amplang  dan manik-manik yang menjadi khas budaya Kalimantan Timur. Dari UKM kita menuju ke mall Lembuswara, disana bunda membeli beberapa dompet dan asesoris dari batu sebagai oleh-oleh bagi beberapa kerabat dan sahabat.



Selesai urusan oleh-oleh, satu tempat yang menjadi tujuan bunda adalah gedung SMP Negeri 1 Samarinda. Gedung tua ini sudah mengalami banyak perubahan renovasi namun masih cukup bisa memunculkan gambaran momen momen indah saat itu. 



Bentuk lengkung gerbang masuk ke dalam gedung sudah tidak ada lagi. Aula yang fenomenal itu sudah berganti warna dan rasanya tidak seteduh dahulu.  Lily menggoda bunda saat berpose duduk di pinggir aula tersebut, adegan ‘menunggu’ ^_*




Bentuk jendela dan pintu ruang kelas juga sudah berubah. Bunda sempat berfoto di depan ruang kelas 1-9 dan di pojokan aula.



Semula kita akan makan di tempat salah satu teman, Upik. namun kiranya tempat makan tersebut tutup. Ya wes bukan rejeki namanya. Akhirnya Lily memilih salah satu tempat makan yang bunda lupa apa namanya, disana bunda memesan soto banjar, sementara Lily dan Aishah memilih memesan nasi goreng. Obrolan seru dan penuh dengan cerita mewarnai makan malam kita. 



Muncul kemudian sahabat satu lagi yakni Awang Harsa Wardhana. Wow.. gak pake koprol. Ternyata 27 tahun membuat perubahan sangat banyak pada diri dhana. Dulu saat di smp, tinggi badan bunda dan dhana lebih tinggi bunda. Hal itu terkadang membuat kenangan derita bathin tersendiri bagi dhana, disaat berjalan bersisian bersama. Hahahahahaha….. 



Selesai makan, kita beranjak ke tujuan berikutnya. Tidak afdol rasanya datang ke Samarinda jika tidak berkunjung ke tepian sungai Mahakam yang menjadi trademark kota.



Sebenarnya masih banyak tempat yang ingin bunda kunjungi, seperti bekas rumah kami dahulu di jalan Juanda, gedung SMA Negeri 3 Samarinda, ingin juga menemui beberapa teman, tetangga di masa lalu, namun malam sudah semakin larut, dan waktu yang memang benar-benar terbatas. Membuat rencana-rencana tersebut tidak terealisir. Berharap satu hari kelak ada kesempatan kembali berkunjung ke Samarinda. Insya Allah

Terimakasih sahabat atas waktu dan jamuan kalian semua sehingga bunda bisa menikmati semalam di Samarinda.



  
To be continue,..