Monday, November 17, 2014

Hari ini, 17 November2014 adalah World Prematurity Day,..



Bagi sebagian besar masyarakat awam, yang dihadapi oleh bayi premature hanyalah masalah berat badan saja. Terlebih ada ‘mitos’ dari para tetua dimana dikatakan janin usia 7bulan sudah ‘tua’ dan janin yang usia 8bulan kembali menjadi ‘muda’. Sehingga focus yang diutamakan selalu masalah berat badan – berat badan dan berat badan. Bayi premature harus segera di kejar berat badannya.

Namun, tahukah bahwa yang sebenarnya terjadi adalah,…  terdapat 1000-1 permasalahan yang tersimpan di dalam tubuh mungil bayi-bayi premature tersebut.

Kembali pada kata dasar premature itu sendiri yang terdiri dari dua suku kata, pre = belum/ sebelum dan mature = matang/ siap. Sehingga sudah mengandung arti yang sangat jelas bahwa bayi kelahiran premature adalah bayi yang terlahir sebelum kondisi matang/ siap dilahirkan.

Bayi dikatakan terlahir premature apabila dilahirkan sebelum usia < 37minggu. Sebenarnya menghitung usia kandungan dan usia bayi dibawah 1tahun idealnya menggunakan hitungan usia minggu karena dengan demikian bisa secara tepat diketahui usianya. Dikarenakan apabila menggunakan hitungan bulan, dalam 1 bulan bisa terdapat 4 atau 5minggu. Sehingga alangkah baiknya mulai sekarang kita membiasakan diri untuk menggunakan hitungan minggu dalam perhitungan usia kandungan dan usia bayi dibawah 1tahun.

Siapa sajakah yang beresiko melahirkan bayi premature? Semua ibu hamil mempunyai resiko yang sama untuk melahirkan bayi premature. Ibu sehat sekalipun. Namun memang ada beberapa kondisi ibu hamil yang memang harus lebih waspada atas resiko kelahiran premature, yakni ibu hamil usia muda, ibu hamil dengan usia lebih dari 37tahun, ibu hamil ganda (kembar) dan ibu hamil dengan kondisi sakit bawaan yang memerlukan perhatian khusus.

Resiko apa saja yang akan dihadapi oleh bayi premature? Yang seringkali terjadi adalah gangguan pada pernafasan. Dikarenakan paru-parunya belum mengembang secara sempurna. Selain itu ada resiko penyakit jantung bawaan, kondisi lambung yang rentan, dan lain sebagainya.

Dan beberapa kondisi dari anak berkebutuhan khusus bisa disebabkan oleh karena kelahiran premature, seperti kebutaan, penyakit jantung bawaan, gangguan pendengaran, cerebral palsy dan lain lain.

Untuk pencegahan berbagai macam kasus tersebut diatas, ada 4 skrining wajib yang harus dilakukan oleh bayi premature, yakni skrining mata, skrining tht, echo jantung dan usg kepala. Kembali bunda tekankan bahwa 4 skrining ini WAJIB HUKUMNYA DILAKUKAN PADA BAYI KELAHIRAN PREMATURE PALING LAMBAT PADA USIA 4MINGGU SETELAH KELAHIRAN.

Prematuritas tidak cukup dihindari, ataupun dihadapi dengan pasrah hati, namun prematuritas harus dihadapi dengan ilmu bukan hanya berdasarkan ‘katanya’ ataupun ‘mitos’, prematuritas bisa terjadi pada siapa saja, kapan saja dan dimana saja.

Preemie support and awareness










Wednesday, June 18, 2014

Diantara dua rasa “Marah vs Sedih”



Pernah merasakan amarah memuncak sekaligus sedih yang nelangsa? Itu yang sedang aku rasakan. Butuh beberapa hari untuk bisa mengendapkan emosi tersebut dan akhirnya bisa menuangkan menuliskannya. Sebenarnya ingin skip saja mengabaikannya dan tidak ingin mengingatnya lagi. Namun karena sarat akan banyak proses pembelajaran, aku coba untuk menuliskannya dan semoga bisa menjadi bahan perenungan.

Teman, sahabatku sekalian… sudahkah kalian membekali ananda tercinta dengan pembekalan beragamnya orang yang ada disekitar kita. Tidak hanya sekedar kaya/ miskin saja. Namun ada penyandang tunanetra, tunadaksa, tunarungu, penyandang cerebral palsy, autism, tunagrahita dan sebagainya. Mereka ada di sekitar kita dan merupakan bagian dari masyarakat. Ada yang masih anak-anak, ada yang sudah dewasa, dan banyak juga yang mempunyai prestasi membanggakan. Sudahkah?

Oke, buat kalian adalah kondisi normal. Dan buat kalian semua kami adalah warga ‘cacat’ atau istilah keren disabilitas/ anak berkebutuhan khusus. Whatever-lah about ‘name’… tetap saja adalah sebuah ‘perbedaan’ kondisi.

Tidak banyak kan yang sudah mulai membekali ananda tentang hal tersebut. Dan kebanyakan yang sudah membekali biasanya adalah orang-orang yang sudah pernah berinteraksi/ kenal secara pribadi dengan sang penyandang disabilitas.

Nah bagaimana dengan potret masyarakat secara umum? Ini ceritaku,..

Minggu sore, 8 Juni 2014, kita sekeluarga jalan-jalan ke sebuah mol di wilayah Cibubur, selain memang ada keperluan yang dicari, juga nuntasin janji ayah buat angon bocah. Dan kalau ke mol sudah pasti si kembar pengen main di playzone. Bukan ibuk kalo gak pake urusan ‘make a deal’ dengan berbagai persyaratan ini itulah. Akhirnya diperoleh kesepakatan mereka boleh bermain hanya 1 permainan, yakni kereta api yang rutenya berkeliling di satu lantai mol tersebut.

Si kembar naik ke salah satu gerbong kereta dengan riang, selain itu ada seorang anak laki-laki usia sekitar 5th, juga berada dalam gerbong yang sama. Setelah kereta melaju jalan, si ayah pamit mau ada yang dicari di toko sport. Okeeee…. Si ibuk juga gak mau kalah, melipir window shopping di sekitar area pemberhentian kereta jadi masih bisa memantau kondisi.

Saat 1 putaran, kereta lewat, melihat dari jauh hanya tampak punggung si kembar dan sempat membatin… kok si adek ma kakak duduknya mojok serta  tangan kakak alifah terlihat merangkul pundak adek acis, sementara si anak kecil duduk di depan acis menghadap acis, ada apa ya?

Jelang kereta berhenti, ibuk sudah berdiri kembali di area stasiun kereta, dan saat alifah dan balqiz turun ternyata balqiz sedang nangis kejer beruraian air mata….. dan si masinis yang membantu membuka kunci pintu gerbon sampai kaget dan bingung, bertanya juga ke balqiz, ada apa kenapa menangis, sementara si anak kecil satu lagi sudah berlari entah kemana.

Memeluk balqiz dengan segera, dan meminta alifah menunggu disisiku.
sakit ibuuuukkk….’ Teriak balqiz, barulah aku perhatikan wajah balqiz… Ya Allah….. di pipi kiri tepat di bawah matanya tampak bekas cakaran memerah memanjang….

periiiihhh…. Ibukkk… sakit..” teriak balqiz kembali. Tangisannya yang benar-benar sedih. Karena balqiz bukan tipikal anak yang gampang menangis tanpa sebab dan jika sampai menangis ya memang karena apa yang dialami memang menyakitkan.

Mengajak mereka duduk di bangku terdekat, menginterogasi si kakak mengenai apa yang terjadi, karena balqiz belum bisa ditanya, hanya menangis, si kakak bercerita kalau adeknya dicakar sama anak kecil tadi. Daaaannn… aku baru nyadar ternyata si anak kecil itu sudah berdiri lagi di depan kami. segera aku tanya, ke anak tersebut

benar kamu cakar?
iyaaa… soalnya dia gak bisa liat sih

Gubrak!!! Mendengar alasan yang keluar, itu seperti melemparkan batang korek api yang nyala ke tumpahan minyak. Meteran amarah langsung naik ke ubun-ubun dan sekaligus batin ini menangis.

kamu gak boleh sembarangan cakar anak lain ya, mama kamu mana?’ ditunjuk oleh anak tersebut seorang ibu ibu muda yang tengah ngobrol tertawa-tawa entah dengan rombongannya.

Wesssssssssss segera aku dudukkan alifah dan balqiz dan berpesan tidak beranjak dari duduk, aku gandeng si anak itu dan menghampiri si ibu.

Gak pake ba bi bu…, mengaumlah sang singa ibuk menumpahkan emosi jiwa. Dan saat si orangtua bertanya kepada si anak pun jawaban yang sama terlontar oleh anak. Hikssss……

Langsunglah si ibuk ini menyambung ceramah, bahwa perlunya orangtua memberi pemahamam kepada anak mengenai berbedaan. Dan apapun kondisi seseorang bukan berarti juga bisa melakukan perbuatan semena-mena. Andai dibalik kondisinya, tiba-tiba si anak dicakar tanpa sebuah kesalahan diperbuat, hanya dikarenakan sebuah kondisi yang disandang apakah rela sang orangtua?

Mendidik anak bisa dikatakan mudah, bisa dikatakan sulit. Anak ibarat kanvas kosong yang siap diisi oleh orangtuanya. Selain memenuhi kebutuhan dasar anak, yang saat ini rupanya terlupakan oleh banyak orangtua muda adalah pengantar budi pekerti.

Aku sendiri juga belum sepenuhnya ‘berhasil’ mengisi si kembar, namun paling tidak mereka mengerti bahwa tidak boleh menyakiti orang/ anak lain. Mereka mengerti bagaimana berteman yang baik selayaknya anak-anak.

Buat aku excuse ‘namanya juga anak-anak’ tetap gak masuk akal. Apakah kegiatan mencakar adalah bagian dari proses pertemanan?

Apakah karena sebuah dasar ‘perbedaan’ atau ‘ketidaknormalan’ sehingga bisa dan dibenarkan melakukan tindakan semena-mena?

Yuk, temans, sahabat tercinta… bekali ananda dengan pembekalan mengenai perbedaan. Kami ada diantara kalian, kami tidak minta diistimewakan, hanya beri kami ruang yang sama dengan kalian.




Monday, May 26, 2014

change you word change your world



Pagi ini tanpa sengaja melihat sebuah tayangan di tv (jarang banget sengaja duduk manis di depan tv dan melihat sebuah tayangan. Selain emang gak suka nonton tv, gak sempat juga waktunya buat sekedar duduk manis berleha leha didepan tv), , entah di stasiun tv mana dan entah tayangan acara apa, tapi banyak yang bisa di renungkan. Berkaitan dengan kalimat diatas.

Tayangan menampilkan seorang tunawisma yang penyandang tunanetra. Dia duduk di sebuah taman kota, dan disisinya ada sebuah karton bertuliskan

“I’m blind, help me”

hingga jelang siang hari… tidak banyak yang berbagi sedekah (baca : uang koin) walaupun banyak yang lalu lalang di depannya.

Hingga lewat seorang wanita, dan dia melihat tunawisma itu,.. setelah melangkah beberapa langkah, wanita tersebut kembali dan meraih karton yang ada di sisi pak tua tersebut, dan menuliskan sesuatu disana dan kembali meletakkan ditempat semula. Pengemis tersebut sempat meraba sepatu wanita tersebut. Dan surprise…. Sesaat wanita tersebut beranjak pergi, hampir setiap orang yang lewat melemparkan koin dan banyak sekali.

Pengemis tersebut keheranan dengan kondisi seperti itu. Dan sore hari, sang wanita itu kembali melewati jalan yang sama dan menyapa pengemis tersebut, dengan meraba sepatunya sang pengemis tahu bahwa yang ada di depannya adalah orang yang sama tadi pagi dan yang membantunya membuat sebuah perubahan besar. Bertanyalah sang pengemis kepada wanita tersebut apa yang ditulisnya, apa yang membuat orang jadi banyak memberikan koin padanya, dijawab oleh sang wanita

Change your word
Change your world

Dan kalimat yang ditulis oleh wanita tersebut adalah

“Today is beautiful day, and I can’t see”

Betapa sebuah kata bisa merubah sebuah cara pandang,.. kalimat yang awalnya bernada pesimis, minta belas kasihan, akan membawa dampak yang negative juga, namun sebuah kata yang optimis dan ceria, membawa dampak semangat dan berakhir pada keberuntungan


Saturday, May 17, 2014

Padang, Day5

Kamis, 1 Mei 2014


Hari terakhir di Padang, program telah selesai. Dan kita semua akan kembali ke rumah masing-masing. Penerbanganku dan Grace kembali ke Jakarta baru sore pukul 16.35 wib. Kami masih punya waktu setengah harian di sini.

Rencana pagi ini, sudah janjian ketemuan dengan bu Ani Berthi, teman DSI yang kebetulan sedang berada di Padang juga. Janjian dengan teman lain namun sepertinya ada kendala, sehingga batal. Sementara Grace akan jalan dengan bu Ating, masih dalam rangka mencari sesuatu 

Sarapan hari terakhir ini, di resto tidak seramai kemarin-kemarin. Rupanya banyak yang memilih untuk pulang dengan penerbangan pagi hari. Saling bertukar sapa dan salam terakhir.

Sembari berkemas di kamar, menunggu kabar dari bu Ani yang akan ngabarin kalau sudah sampai di lobi hotel. Karena sebagian barang sudah dikemas semalam, sudah tidak banyak lagi yang harus aku rapikan.

Bengong nunggu dikamar, akhirnya melirik layar televisi. Hahahahaha…. Asal tau aja… ini televise sejak datang, gak pernah di nyalakan. 1. Aku gak suka nonton tivi. 2. Gak sempet karena segudang kegiatan yang dijadwalkan.

Dan entah apa juga yang tampil, aku sendiri gak memperhatikan, karena emang fokusnya gak ke sana, Cuma biar gak sepi aja dan iseng sembari menunggu.

Kabar dinanti datang, bu Ani sudah menunggu di lobi. Whuaaaaaaaa senang sekali bisa bertemu kembali. Pertemuan pertama waktu aku kerumah beliau di daerah bekasi, waktu itu aku pesan kue ke beliau. Beliau ini te o pe banget dah. Bikin kue apaaaa aja, ngajar juga, pegang catering juga. Super sibuk waktunya, padahal beliau juga punya putra abk juga.





Surprisenya lagiii…. Masih dibekeli oleh-oleh satu dus… hikss mpe malu, soale aku gak nyiapin apa-apa buat beliau. Terimakasih banyak ya bu, atas waktunya dan oleh-olehnya. Semoga pertemuan kita membawa barokahNYA #peluukkkk.

Kita check-out dari hotel pukul 13.00 wib, kali ini ada aku, grace, bu Ating dan pak Yudhi. Sementara pak Arief karena ada misskom saat pemesanan taxi, akhirnya terpaksa berangkat sendirian ke bandara dan barulah nanti kita bertemu kembali di sana.

Karena belum makan siang, kami mampir makan di RM Lamun Ombak. Akhirnya makan juga di restoran Padang yang ada di Padang 

Restonya besar, rame, daaaannn masakannya enak #jempol. Selesai makan, sempat beli pudding durian di konter depan restonya, niatnya dimakan sembari nunggu waktu boarding nanti. Siap menuju bandara Minangkabau.




Dari kita berlima, hanya bu Ating yang berbeda penerbangan, sementara aku, grace, pak Yudhi dan pak Arief akan berada dalam penerbangan yang sama menuju Jakarta dengan GIA. Cukup panjang perjalanan yang akan ditempuh pak Yudhi, karena setelah sampai di Jakarta, melanjutkan penerbangan ke Surabaya, dan lanjut dengan bis menuju Banyuwangi. Wow… kebayang betapa remeknya badan, karena baru esok hari akan tiba di Banyuwangi.




Karena waktu boarding masih lama, setelah check-in, kita duduk dan ngobrol di ruang tunggu. Wesss banyak yang diobrolin, sekaligus rame-rame makan pudding durian dan roti.




Nah terkait dengan roti ini…… whuaaaaaaaaa jadi ada cerita seru. Karena ukuran rotinya cukup besar, terpikir sesuatu untuk memotongnya. Teringatlah pak Yudhi akan pisaunya, yang ternyata dia lupa letakkan di bagasi. Ada di tas ranselnya. Enak sih… jadinya bisa buat motong roti, tapi kemudian berpikir lagi, ini pisau bagaimana nanti menyelipkannya? Dan ukuran pisau itu juga cukup besar. Akan menjadi masalah, karena pada tas bawaan cabin pesawat tidak diperkenankan untuk membawa benda tajam. Wesss jadi obrolan beranjak bagaiman tips dan trik menyamarkan si pisau.

Daaannnn…. Taraaaaaa
Tiba waktunya masuk ke Gate, karena sudah jelang waktu boarding. Satu persatu dari kita berlima masuk dan melewati security door. Sudah bisa ketebak…. Saat tas milik pak Yudhi melewati mesin X-Ray… seketika petugas bereaksi… ‘pisau..!’ . ‘ada pisau’ . ‘tas siapa ini?’

Tertahanlah pak Yudhi. Argumentasi dan diplomasi pun dilakukan, plus pemeriksaan mendetail demi keamanan. Wajah beliau dan juga wajah petugas terlihat sama-sama tegang.

Add caption


Jahatnya kami…. kami berempat malah cekikikan dan meledek belio dari tempat duduk kami yang sengaja kami pilih tidak jauh dari meja pemeriksaan. Akhirnya diambil kesepakatan, pak Yudhi harus kembali ke meja check-in dan menitipkan pisaunya di bagasi, dan nanti sesampai di Surabaya baru bisa diserahkan kembali. Pffuiiiihhhh lega win-win solution.





Saat boarding tiba, harus berpisah dengan bu Ating. Sampai bertemu kembali bu. Semoga tetap sehat dan sukses.

Lucunya lagi, walaupun kami terbang bersama dalam satu penerbangan, saat check-in  kami semua memilih seat sisi jendela semua dan itu harus, alhasil dapat seat terpisah yang penting dapat jendela….. hahahahaha serasa gak kenal jadinya.



Saat take off gak mulus, penilaian take off skala 1-10 ada di angka 6. sempet berasa pusing sejenak dan mual. baru reda setelah beberapa saat pesawat terbang stabil. sajian film-film yang tersaji pun gak mempan mengalihkan rasa mual, cukup terhibur justru dengan pemandangan alam diluar, sunset di atas langit padang. wow! Subhanallah....





hanya sedikit maskapai yang masih menyajikan hidangan yang sudah termasuk didalam harga tiketnya. kebanyakan untuk meals penumpang harus mengeluarkan kocek lagi untuk bisa menikmati hidangan, dan sudah bisa ditebak harganya pun mahal. Garuda Indonesia termasuk yang masuh menyediakan meals. dalam penerbangan kali ini yang tersaji lontong opor, puding, dan aku milih teh panas untuk minuman. kebiasaan kalo lagi pusing/ mual enaknya minum teh panas.





18.25 wib Mendarat dengan selamat di terminal 2 bandara Soekarno Hatta, dengan penilaian landing skala 7. Bad landing I think…. Captainnya gak pinter. Padahal cuaca bagus, tidak ada hambatan apa-apa #soktau




Saatnya mengucap salam kembali pada semua teman serombongan. Tiba diluar gate, disambut dengan teriakan si kembar alifah balqiz ‘Ibuuuuuuuuuuuuuuuuukkkkk’ dan di belakang mereka si ayah yang sok jaim Cuma senyum doang. Hahahahahaha…. Padaaaalll sebelum sebelumnya isian sms dan wa-nya udah desperado menghadapi si kembar.





Sebelum pulang, sempat makan malam dulu di Solaria bandara, baru kita pulang. Welcome home.

Friday, May 16, 2014

Padang, Day 4

Rabu, 30 April 2014

Terbangun pagi, dan bersama beberapa teman segera menyusun agenda hari ini dengan cepat. Diputuskan segera mencari kendaraan dan merancang tour sehari menjelajah Padang. Saat sarapan sibuk kasak kusuk daaaaannnn….

Pukul 09.00 wib kami meluncur……




Sepanjang perjalanan penuh dengan celoteh berbagai cerita dan pembahasan dari ke-7 emak-emak yang menjadi peserta tour. Aku, grace, bu Ating, bu Ririn, bu Sugini, bu Sukinah dan bu Rina. Kebersamaan selama beberapa hari yang intens mengakrabkan kami semua.

Tujuan pertama kita adalah Lembah Anai. Tempat pariwisata air terjun, letak air terjun ini berada di sisi jalan menuju Bukittinggi. Namun menuju di dekat air terjunnya butuh kehati-hatian untuk melangkah. Selain tangganya yang terjal, cipratan air yang terus menerus membuat batuan diselimuti oleh lumut yang licin. Cukup membahayakan jika tidak berhati-hati melangkah. Hahahahaha….. emak-emak narsis deh pose dengan berbagai model.



Tidak terlalu lama di sana, segera melanjutkan perjalanan. Melewati sate Mak Syukur tentunya tidak bisa dilewatkan begitu saja. Kita makan jelang siang di sana. Sebelum menyantapnya, aku wawancarain dulu mengenai unsur dari bumbu sate ini. jangan sampai terselip ada unsur kacang disana. Hasil wawancara menunjukkan kalau aman.




Segera terhidang di hadapan kita, piring bertatakan daun pisang tersaji diatasnya potongan ketupat dan siraman kuah sate padang yang berwarna kuning keemasan, dan di piring lain tumpukan tusukan sate benar-benar menggoda selera. Tidak menunggu lama, segera menyerbu.




Tengah makan….. baru ngeh ternyata bu Sukinah adalah seorang vegetarian,…. Whuaaaaaa maaf-maaf. Sementara bu Sugini dan bu Rina tidak terlalu menyukai aroma dan rasa dari kuah sate padang tersebut, dimaklumi bagi lidah ‘jawa’ memang rasanya sulit diterima. Hehehehehe berhubung aku ini jawa palsu, alias jawa yang sudah terkontaminasi lidahnya ya Alhamdulillah masih bisa menikmati.

Oya, satu hal yang baru kita ketahui saat membayar, ternyata tumpukan sate di piring yang tersaji itu tidak harus semuanya dihabiskan. Jadi saat kita memesan berapa piring, yang tercatat adalah piring ketupatnya. untuk jumlah sate, ya seharusnya sesuai saja dengan berapa banyaknya yang kita makan. nah kita pikir, tumpukan sate itu harus kita habiskan karena sudah termasuk dalam porsi yang kita pesan yakni 7 porsi. oalaaaaa.....

Lanjut perjalanan menuju kota Bukittinggi. Langsung menuju ke situs Lubang Jepang. Dan dari situs ini, terbentanglah Ngarai Sihanok. Subhanallah….. begitu besarNYA keagunganNYA. Suguhan pemandangan yang sangat menakjubkan. Dan semakin membuat diri ini kecil. Hanya saja disayangkan sarana prasarana yang dimaksudkan untuk pariwisata ternyata merusak dari situs tersebut dan sekaligus merusak pemandangan.



Ditawarkan untuk turun ke bawah dan mengarungi Ngarai berjalan di sepanjang ‘tembok cina’. Kami menolak karena selain tidak cukup mempunyai waktu banyak, kondisi badan juga tidak memungkinkan untuk melakukannya. Di situs Lubang Jepang ini terdapat gua/ lubang bekas peninggalan saat penjajahan Jepang. Menurut informasi lubang tersebut akan tembus pada sisi lain. Lagi-lagi kami memilih aman untuk tidak memasukinya



 Tujuan selanjutnya adalah Jam Gadang. Mascot dari bukittinggi. Dimana di seputar Jam Gadang ini juga terkenal dengan Pasar Bawah dan Pasar Atas. Kembali narsis dengan latar belakang Jam Gadang. Sebagian peserta tour ngabur ke Pasar, dan kami memberi waktu hanya 1,5 jam untuk berbelanja. Aku dan Bu Sugini memilih untuk duduk di area taman.

Sembari duduk ngobrol, teringat akan sesuatu yang ganjil pada Jam Gadang ini. yaaaa… angka 4 dalam romawi yang seharusnya tertulis IV tertera IIII 

Sebenarnya area tamannya sangat nyaman, bersih. Namun yang membuat tidak nyaman adalah serbuan dari para abegeh berkostum badut yang meminta untuk foto bersama dan terkesan sangat memaksa sekali. Kemudian pengamen yang mana mereka datang secara bergerombol terlihat menjadi menakutkan.

Cuaca yang semula panas, kemudian mendung dan akhirnya rintik hujan akhirnya membuat kita berdua lari menuju salah satu komplek pertokoan yang ada di pinggiran taman, sekaligus kita mencari toilet. Akhirnya kita duduk numpang di teras sebuah resto fastfood menunggu hujan reda dan menunggu rombongan lengkap. Segera setelah lengkap, kita meneruskan kembali perjalanan.

Tujuan akhir adalah Istana Paguruyung. Sebenarnya kami benar-benar tidak punya informasi seberapa jauh letaknya, dan seberapa lama kami harus menempuhnya. Terlalu percaya pada supir mobil travel yang kami sewa. Barulah tersadar jika Istana ini ternyata sangat jauh dan posisinya menjauh dari kota Bukittinggi otomatis semakin menjauh pula dari kota Padang.

Walau sedikit cemas, namun…. Wow!! terbayarkan dengan melihat begitu indah dan megahnya Istana Pagaruyung itu. Dengan latar belakang sebuat tebing yang membawa kesan magis berwibawa. Sampai-sampai merinding melihatnya.
Aku, bu Sugini segera mencari tempat shalat. Ternyata mushalla sudah terkunci dan petugasnya sudah pulang. Kami memang sampai sudah sangat sore, sudah pukul 16.30 wib.

Alhamdulillah, seorang petugas memberi kami tempat untuk bisa shalat, dan juga ada toilet kecil. Setelahnya baru aku dan Bu Sugini melangkahkan kaki menuju Istana menyusul yang lain.

Dan saat kami sedang narsis foto-foto, bapak-bapak atoooo tepatnya mas-mas (masih muda soale) yang tadi meminjamkan ruangan untuk tempat shalat menghampiri kami dan memberi petunjuk angle mana yang tepat untuk bisa ambil foto dengan background Istana. Daaaannn memang pas banget ternyata angle-nya

 


Ternyata sehari-hari dia bertugas sebagai petugas pemotong rumput, dengan sistem sehari masuk sehari libur. Dan di hari liburnya dia beralif profesi menjadi guide plus asisten untuk membantu bernarsis foto ria para rombongan tamu Istana. Asilnya orangtuanya adalah orang jawa timur, namun sejak dia kecil mereka sudah tinggal di sekitar Istana. Jadi dalam logat bicaranya antara dialek Minang terselip sedikit dialek jawa timuran



Penjelasannya sangat lengkap banget, Dari sejarah, kemudian berbagai cerita tentang pernah pernik yang ada di dalam maupun luar Istana. Cuma aku tidak terlalu nyimak dengan detail keseluruhan penjelasannya. Sesuatu yang sangat aku sesali.

Hanya sepintas sepintas yang aku dengar. Tentang tiang-tiang Istana yang mana posisinya miring sementara hanya ada satu tiang yang lurus dan menjadi tiang utama dari Istana. Kemudian cerita mengenai kebakaran yang di alami Istana sehingga bangunan yang ada saat ini ternyata hanya replikanya. Adapun bangunan yang asli hanya tinggal bangunan Surau saja.

Cerita juga mengenai jendela yang dibuat miring sehingga terlihat dari kejauhan tampaklah rumah/ Istana Gadang itu semakin meninggi. Namun yang terjadi sebenarnya ukurannya sama hanya saja posisinya yang dibuat miring memberikan efek demikian.

Istana terdiri dari beberapa tingkat, hingga tiga tingkat kalau tidak salah. Hanya berani naik hingga ke lantai duanya, tidak berani naik lebih tinggi lagi. Saat kembali melihat jendela kembali dihadapkan oleh tebing yang ada di belakang Istana. Kembali merasakan aura magis berwibawa yang menguar.

Menyambung dengan bangunan utama Istana, adalah pawon atau dapur. Nah disinilah kehebohan narsis dimulai. Si Mas ternyata penata gaya yang pro… mengatur gaya kami dan pandai mengambil angle yang tepat. Whuaaaa seru abis dah.


Tidak terasa waktu berjalan dan Istana sudah harus ditutup jam kunjungnya. Alhasil foto narsis berlanjut di halaman Istana. Semakin heboh dan menggilaaaaaaa

Weisss pokoke kalah dah pose foto model terkenal hahahahahaha…..
Alhasil Istana sampai sepi banget, barulah kita beneran bubar, dan malam pun turun.

Perjalanan pulang, barulah terasa pusing, mual. Mungkin juga karena sudah lelah dan si supir travel mulai bĂȘte jadinya mengemudikan mobil juga udah gak senyaman waktu berangkatnya. Hampir sepanjang perjalanan menuju kembali ke Padang menahan mual dan pusing. Thanks God! Begitu melihat plang nama hotelnya dari kejauhan…. Berasa ‘welcome home’

Sudah hampir pukul 21.00 wib kita sampai di hotel Rocky kembali, Alhamdulillah, tetap sehat dan selamat. Daaaaaaaannn yang menyenangkan dan melegakan… jatah hidangan makan malam masih tersedia di resto hotel 

Selesai makan,…. Kembali ke kamar masing-masing. Tidur? Gaaaaaaaaaakkkkk….. masih ada sesi lanjutan, hahahahahaha. Ngumpul di kamar 324, kamar ibu Rina, ngapain? Buat gabungin semua foto yang terserak dari berbagai sumber untuk dijadikan satu dan kemudian di copy ke masing-masing. Hahahahaha….

Keseruan babak berikutnya pun tiba. Ngobrol seru-seruan sambil tetep sibuk dengan laptop, gadget untuk saling copy dan transfer data. Dannn… bagian ini yang agak sedih. Say Goodbye. Beberapa dari kami akan kembali pagi-pagi denan pesawat pagi. Jadi bisa dipastikan tidak akan sempat bertemu saat sarapan esok hari. Sebagian lagi, ada yang punya jadwal penerbangan siang, dan ada yang sore hari. Sampai bertemu kembali sahabat-sahabat,… Inshaa Allah akan ada rejeki waktuNYA untuk bersua kembali. Kembali kerumah tetap sehat dan sukses selalu.


to be continue,... Padang, Day5