Memiliki alifah balqiz adalah anugrah terbesar dalam hidupku. Sebuah perjuangan panjang dibalik kehadiran mereka. Dan ternyata kehadiran merekapun mempunyai kerja keras dan perjuangan. Hingga di usia mereka sekarang 7, 5 tahun tumbuh kembang mereka mempunyai kisah sendiri.
Kembar, ya mereka dikandung
dan dilahirkan dalam waktu yang bersamaan. Saat mereka masih balita orang
dengan mudah menebak bahwa mereka kembar. Namun di masa tumbuh kembangnya
sekarang ini, sekilas penampilan mereka hanya tampak seperti kakak beradik.
Bukan anak kembar.
Inshaa Allah dari kami, ayah
bunda, tidak ada perbedaan kasih sayang, perhatian, cinta kasih, semampu kami
memberikan porsi yang sama kepada mereka.
Seiring dengan tumbuh kembang
mereka, perawakan badan balqiz terlihat lebih besar dari alifah. Baik dari
berat badannya maupun dari tinggi badannya. Sehingga seringkali ditebak bahwa
alifah adalah sang adik dan balqiz adalah sang kakak.
Jujur, perbandingan tersebut
terasa mengesalkan bagi alifah. Karena siapapun yang melihat mereka, dan ketika
mengetahui bahwa si alifah adalah sang kakak, seketika akan berkomentar ‘gedean
adiknya yaaaa’.
Bagi teman yang memahami
psikologi anak, biasanya hanya akan berbisik kepadaku, namuunnnn kebanyakan
orang pasti akan segera berkomentar keras.
Ya tidak bisa dihindari
memang, terlebih masyarakat kita terbiasa sekali dengan ‘perbandingan’. Tinggal aku yang selalu mengalihkan pembicaraan dan
perhatian sehingga bisa menjaga perasaan alifah. Sulit rasanya tidak menerima
komentar seperti itu. Jadi ya pinter-pinternya emake aja bagaimana
mengalihkannya @_@
Jika Alifah mendengar
seseorang berkomentar demikian, biasanya dia memilih diam saja. Nanti setelah
kita hanya berdua saja, barulah dia akan ngobrol dengan aku, dia akan bertanya
siapa yang tadi kita temui dan apa hubungannya dengan diriku. Diakhir obrolan
barulah biasanya alifah akan mengatakan bahwa dia sebel disamain (dibandingkan besar badannya) sama adek :(
Bisa dan sangat memahami apa yang dirasakan oleh
alifah, gak nyaman banget memang diperbandingkan, terlebih dengan adik sendiri.
Kenapa bisa tahu? Yaaaaa karena
aku sendiri ‘dulu’ juga ngalamin hal serupa. Badanku dibandingkan dengan kedua
adikku jauh lebih ‘mungil’ (dibaca : kecil) dari mereka, padahal
rentang usia kami berbeda cukup jauh.
Harus diakui alifah memang
lebih ‘picky’ terhadap apa yang dia
makan. Apabila tampilan dari apa yang tersaji tidak menarik, atau tidak biasa
dia lihat atau belum pernah dia rasakan, akan cari aman untuk tidak
menyantapnya, kecuali dia sudah melihat aku terlebih dahulu menyantap makanan
tersebut. Sementara balqiz yang penting apa yang dia rasakan di lidahnya enak,
segala makanan akan mudah masuk.
Daaaaannnn sebenarnya gak
heran juga sih kalo alifah ‘picky’
karena emake alias eikeh juga ‘picky’
banget sama makanan. Sama sekali tidak suka pedas, tidak suka makanan berbumbu/
rempah.
Ditambah dengan kondisi
kesehatan alifah sendiri yang mudah sekali terserang asthma (lagi-lagi warisan emake). Tidak bisa
kecapean, kemudian ada sekitar 13 item pemicu alerginya yang harus dihindari.
Rasanya baru aja ‘gemukan’ dikit… eee
begitu sesak napas 2 harian ajaaaa langsung deh kempes lagi badannya.
Jadi melihat alifah kecil
mungil ya serasa melihat diriku sendiri sewaktu kecil dulu ^_*