travelling dadakan, yang tersisa

benernya telad banget kalo mo ngebahas soal "lumpur lapindo" tapi.... ya karena bunda baru kali ini menyaksikan langsung "TKP" nya, jadi ya..... buat bunda tetep aja hal ini adalah "baru" buat bunda. tentunya semua sahabat udah tahu hinggal detail tentang kasus "lumpur lapindo" ini.

saat "travelling dadakan" kemaren, dimana mau tidak mau menuju ke arah kota Blitar harus juga melewati daerah "lumpur lapindo" ini, akhirnya bunda bisa menyaksikan sendiri gimana kondisi daerah sana. seingat bunda, dulu saat belum "kejadian" kita bisa tetap melaju di dalam jalan tol "gempol - porong" tetapi karena jalan tolnya sudah terkubur dengan sukses, akhirnya jalan tol tersebut di "putus" dan harus melalui jalan biasa. nah karena jalur itu adalah jalur padat, bisa dipastikan selalu dalam kondisi "macet", terutama jika kondisi "lumpur" sedang berulah, bisa dipastikan lagi bahwa tidak bisa melewatinya.

disinilah akhirnya muncul jalan "tikus" atau jalan "alternatif" menuju ke arah Malang, jalanannya kecil, jalanan melalaui perumahan penduduk dan pedesaan gitu. dan sepanjang jalur ini,... setiap 100 meter, paling jauh 200 meter, sudah menunggu segerombolan pemuda/ orang yang meminta "uang tol". jadi kalo mau melewati jalan alternatif ini harus sedia uang receh yang banyak sekali,... awalnya iseng menghitung berapa kali memberikan "uang tol" tersebut,.. tapi karena jaraknya yg berdekatan sekali dan akhirnya malas melanjutkan hitungan. tapi asli banyakkkkkkkk..... heheheheh!!

kemudian pandangan mata, sepanjang jalan baik di porong, gempol, di jalur alternatif, hampir semua rumah sudah dikosongkan oleh pemiliknya. mereka memelih untuk segera keluar dari area "berbahaya". bisa dimaklumi dikarenakan tidak ada yg tahu sampai kapan "tragedi" ini berlangsung, dan seberapa kuat "tanggul" bisa menahan lumpur tersebut. sehingga demi keamanan jiwa sang pemilik dan keluarga lebih memilih untuk segera meninggalkan rumah. walooooo kalo dipikir jarak rumah mereka dengan tanggul masih cukup jauh. masih kurang lebih 1-2 km. jadi hampir seperti "kota mati" suasananya, terlebih jika malam hari,..

sempat melewati sungai di situ, dan melihat aliran lumpur yang memang di arahkan menuju sungai itu,... whuaaaa itu lumpur ngucur dari pipa.... duh kebayang kan lumpur!! bukan air. sehingga sungainya sendiri sudah mengalami pendangkalan. kemudian sudah bisa dipastikan lagi biota sungai musnah sudah. tidak terbayangkan bagaimana nanti jika musim penghujan datang,..

ya Allah ya Rabb,... merinding bunda melihatnya!!!