Monday, July 16, 2012

Hari Pertama Jadi Anak SD




Hari ini (16 Juli 2012), tahun ajaran baru 2012-2013 dimulai. Dan… hari ini Alifah dan Balqiz mulai masuk SD. Alifah di SDN 05 Pagi Lubang Buaya, sementara Balqiz di SDLB A Negeri Pembina Lebak Bulus. 

Bulan Juni 2012 kemarin dihebohkan dengan proses pencarian, pendaftaran masuk sekolah. Dimana proses pendaftaran SDN buat Alifah melalui proses penerimaan siswa dengan system online. Benar benar waktu satu minggu yang menegangkan dan rempong. Tiap saat memantau posisi keberadaan nama Alifah. Dimana Alifah harus berebut kursi berdasarkan usia maupun berdasarkan lokasi, karena wilayah tinggal kami berada di wilayah Bekasi sementara kuota bagi siswa non DKI hanya 5% dari jumlah siswa yang diterima. Dan pada final pengumuman, benarlah nama Alifah berada di nomer terbawah. 

Selesai urusan sekolah Alifah gentian mengurus pendaftaran sekolah Balqiz. Dimana selain proses administrative, Balqiz juga harus menjalani proses interview. Whuaaaaa bikin emake deg-degan bin sebel… karena sebenarnya Balqiz bisa menjawab dengan benar tetapi dijawab dengan ‘slebor’. Kekuatiran akan hasil interview membuat ibu gurunya di sekolah rawinala gemes. Hahahahaha,…. Semuanya adalah proses pembelajaran.

Urusan masih berlanjut dengan pencarian seragam, perlengkapan sekolah, sepatu, dan buku buku. Hahahahaha begitu urusan buku ini yang bikin ngakak… hadeuh dah puluhan tahun gak pernah lagi sampul menyampul buku, sekarang rempong harus menyampul buku anak. Buku tulis untuk Alifah dengan mudah bisa diperoleh, namun berbeda dengan Balqiz, bunda harus ke toko kertas dan memesan buku tulis yang sesuai dengan keperluan. Dimana kertas yang dipergunakan harus tebal serta ukuran besarnya pun harus menyesuaikan dengan ukuran riglet yang dipergunakan. 

Perlengkapan sekolah terpenuhi, kembali dihadapkan urusan transportasi. Berhubung lokasi sekolah Balqiz jauh dari rumah (sekitar 35km), harus berangkat lebih pagi supaya tidak terlambat masuk sekolah pukul 07.00 wib, mobil titi yang bisa dipakai untuk mengantar sekolah ya terpaksa hanya bisa dipakai buat mengantar Balqiz. Sementara Alifah harus menggunakan transportasi umum. Masih dipikirkan apakah nantinya akan langganan ojek atau mobil jemputan jika ada yang melayani rute ke sekolah Alifah.
Tibalah hari pertama masuk sekolah, semua sudah dipersiapkan dengan baik dan terencana. Namun….. apabilah bisa, ingin hati bisa membelah diri menjadi dua bagian, agar bisa mengantar Balqiz sekaligus mengantar Alifah di hari pertama mereka masuk sekolah!!! ANDAI BISA 
 
Diwarnai oleh pertanyaan yang membuat pilu hati,
“Ibuk! Kakak kapan diantar ibuk? Adek terus sih yang diantar Ibuk!!!”

whuaaaa langsung mewek emake @_@. Situasi seperti inilah yang selalu membuat dilemma buat aku. Seolah mengesampingkan Alifah dan mengutamakan Balqiz. Tidak mungkin juga terlalu menuntut ‘pengertian’ dari Alifah di usianya yang memang sebaya dengan Balqiz. Harus diakui memang ‘porsi’ bagi Balqiz memang lebih besar, walaupun sebisa mungkin tidak membedakan perhatian maupun kasih sayang. Karakteristik Alifah memang lebih dewasa, lebih pendiam, bisa ngemong dan membantu Balqiz dan buat aku itu sudah ‘luar biasa’.  Adalah wajar jika sisi ‘kekanakan’ nya muncul serta menuntut hal-hal yang sama dengan Balqiz. 

Hari ini, kakak Alifah diantar oleh ayah. Ayah cuti setengah hari supaya bisa antar dan jaga kakak di hari pertama masuk SD. Aku dan Balqiz sudah keluar rumah sejak pukul 5.30 pagi, urusan persiapan sekolah Alifah harus ‘menegakan hati’ menyerahkan ke mbak pengasuh dan ayah. Sempat tertegun juga saat berangkat,… duh masih gelap ya, suasana jalan raya juga masih lengang banget. Sehabis sarapan, Balqiz langsung memejamkan matanya meneruskan tidur. Aku sendiri juga menikmati sarapan serta minum teh panas dari termos. Akan menjadi ritual yang berbeda dengan masa kemarin saat masih bersekolah di rawinala.

Ternyata jalanan lengang yang dirasakan hanya berlaku di wilayah pondok gede saja, begitu keluar dari pondok gede menuju pintu masuk tol di Kampung Rambutan, hiruk pikuk sert kemacetan sudah menghadang. Ruas tol JORR juga sudah padat. Whuaaaaaaaaaaa “reality situation” yang bakal menjadi keseharian nantinya. Dan masuk di halaman SLB A, waktu sudah menunjukkan pukul 6.45 wib. Balqiz sudah terbangun saat roda mobil berhenti di tempat parkir. Hanya ada tersisa waktu 15 menit sebelum masuk sekolah. 

Orientasi bersama Balqiz, menyapa bapak/ ibu guru yang berpapasan, sebagian sudah aku kenal, sebagian baru bertemu. Mencari ruang kelas I, gampang sih nebaknya yang mana ruangannya, soale sudah terlihat kerumunan beberapa orangtua di depan sebuah ruang kelas. Pasti itu adalah ruang kelas I. Tahun ini ada 10 siswa baru kelas I yang nantinya akan terbagi menjadi 2 kelas, di IA dan IB. Balqiz di kelas IA. 10 siswa tersebut dimana 6 siswa dari TKLB  A Pembina, 2 siswa dari Rawinala dan 2 siswa lagi sama sekali belum pernah bersekolah sebelumnya.

Bersyukur sekali Balqiz sudah dipersiapkan sebaik mungkin dalam satu tahun terakhir di rawinala, baik dalam hal baca tulis hitung, maupun sosialisasi. Dengan cepat dia berinisiatif menyapa, berkenalan dan bertanya banyak hal. Yang membuat takjub adalah saat berjalan menuju tempat upacara, Balqiz dengan pede keluar kelas dan saat itu bertabrakan dengan kakak kelas, Balqiz menyapa dan bertanya serta minta buat bareng. Alhasil mereka bergandengan tangan sembari railing menyusuri dinding koridor menuju halaman tempat upacara. Wow!!

Saat upacara yang berbeda format dengan apel senin saat di rawinala, Balqiz juga dengan cepat bisa menyesuaikan. Bahkan dia bernyanyi Indonesia Raya dengan suara lantangnya. Sempat kuatir saat melihatnya terlihat agak panik dan menutup telinganya karena efek pelantang suara yang keras. Jempol kembali buat Balqiz dimana dia bisa menguasai situasi dan mengatasi kepanikannya. Sebuah reaksinya yang tidak terduga. YESSS Balqiz bisa!!!

Selesai upacara, kembali ke kelas Balqiz dibimbing oleh guru kelas bersama teman teman barunya. Daaaannnnn orangtuanya langsung diusir untuk menunggu diluar area sekolah. Hahahahaha…. Tiga hari ini (sampai dengan Rabu 18/7) masih mara orientasi dan perkenalan belum full belajar, jadi pukul 09.30 wib sudah pulang. Sementara hari Kamis-Jumat (19-20/7) libur awal puasa. Baru mulai belajar  di hari Senin (23/7) dari pukul 07.00 sd 11.00 wib.

Sementara menunggu Balqiz, aku berkenalan dan berinteraksi dengan para orangtua lainnya yang juga menunggu anaknya. Sebuah komunitas baru lagi. Semoga bisa bersilaturahim dengan baik dan barokah.
Laporan dari ayah yang mendampingi kakak Alifah, rupanya agak crowded di sekolahnya. Dua kelas masih dijadikan satu sehingga harus berdesakan, sementara Alifah duduknya jadi di deretan belakang. Agak lama barulah ada pengumuman kalau Alifah masuk di kelas IB. Dan baru belajar memang nanti hari Senin depan. Hingga tiga hari kedepan masih masa pengenalan dan dua kelas tersebut masih dijadikan satu kelas. Jadinya belum bisa ketahuan di deretan mana pastinya Alifah duduk. Mengingat anaknya pendiam banget, rada rada mengkuatirkan kalau dia nantinya dapat duduk di deretan belakang dan dia gak mau ngomong untuk minta pindah tempat duduk dengan ibu gurunya. Sementara aku hanya bisa pasrah hingga nanti ada kesempatan aku bisa ketemu dan berkenalan dengan guru kelas Alifah. 

Pengalaman hari ini yang luar biasa. Semoga hari hari mendatang mendapat kemudahan dan kelancaran, semoga menjadi berkah buat semua. Ayo nak!!! Kalian bisa dan pasti berprestasi!!!!

2 comments:

  1. Salut buat Ibu yang sudah mendidik anak-anaknya dengan sabar dan kasih sayang. Terima kasih dah share pengalaman dan inspirasi hidup.

    ReplyDelete