Hari ini, aku punya pengalaman baru, dan punya sebuah wawasan baru yang berharga. Dan semua ini aku lakuin untuk Balqiz. Hari ini aku masuk sebuah komunitas yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya?
Apa yang ada dalam benak kamu jika mendengar “tunanetra” ?
tukang pijet
cacat
rasa iba
masa depan suram
Bla…bla…bla….
BALQIZ BAIKA UTAMI, kembar ke-duaku adalah penyandang “tunanetra” karena ROP (Retinopathy of Prematurity) stadium 5.
Tidak ada waktu untuk menyesali
Tidak ada waktu untuk ber “andai – andai”
Yang ada saat ini adalah ; bagaimana membuka jalan untuk masa depan yang cerah, bagaimana agar Balqiz menjadi pribadi yang tegar, mandiri, berpendidikan dan bermoral yang baik. Bagaimana menjadikan Balqiz menjadi pribadi yang berguna bagi dirinya sendiri, bagi lingkungannya, bagi masyarakat.
Yayasan mitra netra ! www.mitranetra.or.id
Tadi pagi aku berkunjung ke YMN, disana aku banyak “ngobrol” dengan ibu Aria Indrawati, beliau juga penyandang low vision. Terbukalah wawasanku bahwa ada “sebuah gunung es”, ya ternyata penyandang tunanetra cukup banyak hanya saja yang muncul ke permukaan bisa terhitung. Dan karena fenomena “gunung es” tadi sehingga di negri tercinta ini teramat minim sekali fasilitas publik bagi komunitas tunanetra ini. Dan kalo ngomongin fasilitas publik rasanya bukan hanya untuk tunanetra saja, para teman-teman yang mempunyai keterbatasan lain pun juga minim fasilitas.
Ditoko buku, baru disadari kan kalau tidak ada buku braille yang disediakan untuk mereka. Padahal yang perlu buku kan gak hanya kaum “berpenglihatan”.
Bersama dengan ibu Aria, aku jadi “melek” dan terutama lagi aku jadi gak gamang lagi dengan kebutuhan Balqiz. Dan, berusaha sekuat mungkin untuk membuka jalan demi masa depan yang cerah untuk Balqiz.
No comments:
Post a Comment