Tuesday, October 23, 2007

in memoriam tantri tamayanthi utami

postingan kali ini bunda tulis, untuk mengenang 2 tahun meninggalnya adek tantri tamayanthi utami. udah lewat 10 harian sebenarnya dan jujur bunda sendiri agak-agak gak sreg buat posting, hanya trus inget bahwa salah satu tujuan bunda punya blog adalah untuk dokumentasi perjalanan hidup bunda dan anak-anak, dan supaya nantinya alifah dan balqiz juga tahu bagaimana cerita tentang adik mereka. sehingga, inilah postingan bunda kali ini.

2005,
Selasa, 11 Oktober 2005, 25 hari AlifBaTa
pukul 19.00 wib belum lama bunda sampai di rumah, setelah menjenguk AlifBaTa di rsia Hermina, ada telpon dari rs, mengabarkan bahwa kondisi tantri drop. jantung bunda turun lagi 180 derajat mendengarnya,.. sekaligus tak percaya. karena pukul 17.00 wib saat bunda pamit dengan anak-anak, kondisi tantri masih stabil bahkan hari ini berat badannya naik lagi 0,05 gram menjadi 685 gram. dan saat bertemu dengan dr.Idham Amir,SpA(K) saat jam besuk pagi hari, blio mengatakan punya rencana untuk melepas mesin bantu pernafasan tantri, karena paru-parunya sudah bisa berfungsi maksimal.
pukul 23.00 wib telpon kembali berdering, ayah dan bunda saling pandang dan enggan sekali mengangkatnya karena sudah tahu pasti dari rs. benar, bahkan dr.Idham sendiri yang bicara dengan bunda kemudian dengan ayah. mengabarkan kondisi tantri yang semakin drop dan setelah diadakan pemeriksaan ternyata ada infeksi di paru-parunya.

Rabu, 12 Oktober 2005, 26 hari AlifBaTa
pukul 01.00 wib dini hari, telpon berdering, rs meminta ijin ayahbunda untuk melakukan transfusi sel darah putih kepada tantri.
pukul 05.00 wib setelah shalat subuh, ayahbunda segera berangkat ke rsia. bunda terkejut melihat kondisi tantri, berbeda sekali dengan hari kemarin, tatapan matanya membuat bunda menangis, tatapan mata seorang anak yang sedang meminta tolong kepada bunda untuk bisa menghilangkan rasa sakitnya,..... duh Gusti Allah, andai bisa aku saja yang merasakan kesakitan itu, jangan tantri, jangan anakku!! hari ini ayah minta ijin untuk tidak masuk kantor. dan segera pula ayah mengabarkan kondisi tantri ini kepada seluruh keluarga inti ayahbunda. bertemu dengan dr.Idham blio pun sudah meminta kita untuk ikhlas dan terus berdoa, walaupun kecil kemungkinan untuk bisa bertahan, mereka tetap akan mengupayakan yang terbaik. satu hal yang bunda rasakan sebagai warning adalah, ketika dr.Idham mengijinkan ayahbunda untuk terus mendampingi tantri berada di ruangan NICU. padahal biasanya jam besuk di ruangan NICU ini hanya 1 jam pagi dan 1 jam sore, lho kok ini malah diminta terus mendampingi. ditambah lagi pesan dari suster kepala sr.Wayan, kalau kita punya keperluan, sebaiknya bergantian, harus ada salah satu yang tetap mendampingi tantri. mungkin tantri masih setengah sadar akan kehadiran ayahbunda-nya, karena bunda masih merasakan sedikit tarikan di jari bunda saat bunda menyelipkan jari bunda ke dalam genggaman tangan tantri. walaupun sudah tidak ada cahaya di matanya dan tidak ada reaksi apa-apa jika badannya disentuh. sementara itu, di ruangan perina, dimana alifah dan balqiz berada, entah sebuah kebetulan entah sebuah 'feeling' balqiz sepanjang hari gelisah terus.
pukul 22.00 wib ayahbunda di rs. melihat kondisi bunda yang udah kecapean dan mungkin juga ayah sempet ngeh dengan keluhan bunda akan rasa nyeri di jahitan operasi caesar bunda, akhirnya kita pamit pulang. sr.Daini yang menjadi kepala jaga malam itu berjanji akan terus memantau dan mengabarkan kerumah.

Kamis, 13 Oktober 2005, 27 AlifBaTa
setelah ayah makan sahur dan shalat subuh kita cepat cepat kembali lagi ke rs, mungkin juga feeling bunda, nyiapin baju ganti dan perlengkapan ini itu kalo-kalo diperlukan untuk menginap di tempat kost (selama AlifBaTa berada di rs, bunda sewa kamar kost di samping rs buat tempat istirahat antara jam besuk pagi dan jam besuk sore dan kalau malam tetap pulang kerumah pondok gede). kondisi tantri menurut sr.Wayan sudah koma. terbukti memang sudah tidak ada lagi tarikan jika bunda selipkan jari bunda di genggaman tangannya, kemudian warna kulitnya sendiri juga sudah mulai berubah, badannya agak bengkak karena cairan infus rupanya sudah tidak bisa terserap tubuhnya. angka akurasi yang tertera di mesin.. naik turun... terkadang lemah sekali, terkadang terlihat teramat normal. bunda sudah tidak menghiraukan lagi siapa saja yang datang menjenguk diluar sana, hanya ayah yang keluar dari ruang NICU untuk menemui sahabat, sanak keluarga yang datang. bunda masih setengah ikhlas melepas 'kepulangan' tantri tapi bunda juga masih terus memompa semangatnya buat berjuang. semua doa bunda panjatkan, semua harapan bunda sampaikan, juga janji bunda untuk membawanya pulang kerumah ayahbunda.
pukul 22.00 wib rupanya ayah baru ngeh kalau bunda belum makan minum seharian, ngalahin ayah yang lagi puasa ramadhan, setelah proses paksa-memaksa akhirnya bunda turun juga ke lantai 1, di kantin udah gak banyak lagi makanan yang tersedia, yang ada tinggal bakso kuah aja, yo wes daripada gak ada itu aja cukuplah buat bunda. saat bunda naik lagi ke ruang NICU, sr.Frieska yang menjadi kepala jaga malam itu, sempat bicara, ini karena semangat ayahbunda-nya maka tantri masih bisa bertahan hingga sekarang.. dan memang pada saat itu angka akurasi jantung, paru-paru tantri menunjukkan angka normal. dan terlihat kalau tantri tenang banget, seperti sedang tidur nyenyak. akhirnya sr.Frieska meminta kita supaya istirahat saja dia akan pantau terus kondisi tantri.
pukul 23.30 wib ayah memutuskan kita menginap di tempat kost.

Jumat, 14 Oktober 2005, 28 hari AlifBaTa
pukul 04.00 wib entah apa yang merasuki bunda, tiba-tiba saja perasaan bunda enteng banget gak ada beban sama sekali, dan tiba-tiba saja perasaan ikhlas itu menyerap dalam diri bunda. dan rupanya ayah juga mengalami hal yang sama,
"ikhlasin tantri ya im..." kata ayah (im panggilan ayah ke aku)
"ya, aku ikhlas bang, tantri pulang"
setelah ayah makan sahur, kita cepat mandi dan menuju rs, pas adzan subuh. bunda naik duluan ke ruang NICU sementara ayah mo sholat subuh dulu di musholla rs.
sampai di luar ruang NICU, bunda lihat sr.Frieska sedang berdiri disisi inkubator tantri. sr.Ana yang menyambut bunda dan bercerita kalau sr.Frieska bener-bener gak beranjak dari sisi inkubator tantri, bahkan gak mau juga makan sahur bergantian dengan suster lain. bunda lihat kondisi tantri memang sudah lemah banget. angka akurasi di mesin juga kecil....
pukul 04.45 wib dengan Bismillah bunda bacakan doa, kemudian ajak ngomong tantri
"dek... kalo adek mau pulang, pulang ya nak. bunda ikhlas, ayah ikhlas. adek pulang ke rumah Allah, adek akan senang disana, gak lagi kesakitan" kemudian bunda mentalkinkan tantri.
ajaib-nya angka akurasi di mesin langsung melonjak menjadi angka normal!! Ya Gusti Allah....
pukul 04.50 wib ayah sampai di ruang NICU. dan ayah ajak tantri ngobrol juga. kemudian dibacakan doa dan mentalkinkan.
pukul 05.00 wib tantri "pulang" sebuah garis datar muncul di layar mesin alat bantu pernafasannya. rupanya tantri menunggu didampingi ayahbunda dan menunggu ayahbunda benar-benar merasa ikhlas.
pukul 05.10 wib dr jaga memeriksa tantri dan menyatakan bahwa tantri sudah meninggal dunia dan segera membuatkan surat-surat yang diperlukan.
pukul 05.30 wib sr.Frieska meminta ijin ayahbunda untuk melepas semua peralatan medis yang menempel di badan tantri.
dengan dipeluk ayah, kita berdua nangis. dan di saat yang hampir bersamaan alarm salah satu inkubator di ruang perina berbunyi, balqiz!!
setelah bunda agak tenang dan ditemani dengan sr.Ana, ayah mulai mengabarkan berita kepada seluruh sahabat dan sanak kerabat. sesuai prosedur rumah sakit, harus menunggu dahulu selama 2 jam barulah bisa dibawa pulang. dan saat jam pergantian shift jaga perawat, bunda menerima banyak simpati dari perawat-perawat di ruang perina & NICU ini... beberapa yang memang cukup dekat dengan bunda ikut menangis bersama bunda. satu pesan yang bunda ingat, hanya saja bunda lupa siapa yang mengatakan pesan itu,
"bunda boleh menangis sepuasnya sekarang! tapi setelah tantri dimakamkan, tidak ada lagi tangisan, tidak ada lagi air mata, tidak ada lagi kesedihan!! ingat ada alifah dan balqiz yang membutuhkan bundanya"
pukul 07.20 wib dijemput dengan nna adikku, karena ayah gak sanggup setir mobil sendiri, memenuhi janji bunda, membawa pulang tantri ke rumah ayahbunda. pertama dan terakhir kali ayahbunda bisa memeluk tantri, pertama dan terakhir kali ayahbunda bisa menggendong tantri, pertama dan terakhir kali ayahbunda bisa mencium tantri. di mobil saat perjalanan, ayah sempet nangis yang sesenggukan!! pertama kalinya bunda melihat ayah menangis seperti itu.
pukul 08.00 wib kita sampai di rumah ayahbunda. ternyata dirumah sudah banyak tamu, dan semua sudah siap sedia rupanya. bahkan belakangan bunda tahu, ternyata urusan di tempat pemakaman sudah siap juga. sampai rumah tantri segera dimandikan dengan dipangku ayah dan kemudian dirapikan. wajahnya cantik sekali, begitu mungil dan terlihat seperti tidur nyenyak. wajahnya mirip sekali dengan balqiz.
pukul 09.00 wib kita berangkat ke mesjid Babussalam tidak jauh dari rumah, dan setelah disholatkan (Alhamdulillah banyak yang ikut menyolatkan) kita segera berangkat menuju tpu pondok ranggon - cibubur.
pukul 10.00 wib tantri dibaringkan oleh ayah di pusaranya.
dan pukul 10.00 wib itu juga menurut sr.Wayan, kondisi balqiz drop bahkan sempat "lupa napas" selama 8 detik.

2007,
Minggu 14 Oktober 2007 - 3 Syawal 1428 H
masih suasana lebaran, ayahbunda bersama alifah balqiz, menjenguk tantri di pusaranya. mengirim doa buat tantri. Tidak terasa waktu 2 tahun sudah berlalu.
Bunda ikhlas nak,.....










23 comments:

  1. Ya Allah mbak Prima, saya menangis membaca cerita mbak. Saya doakan semoga mbak sekeluarga diberikan kekuatan lahir batin dan kebahagian dunia dan akhirat oleh Allah SWT, amin amin ya robbal alamiin!

    ReplyDelete
  2. Sampe netes airmata ini Mim ngebaca ceritanya.
    Dek Tantri udah senang dialam sana. Rajin-rajin aja ya Mim kirim doa, biar dek Tantri tau bundanya masih juga kasih perhatian.
    Tabah terus ya Mim. Memang kita tidak akan pernah melupakan memory ini.

    ReplyDelete
  3. Aku bisa merasakannya kok mba', yang sabar ya, Allah udah memberikan jalan yang terbaik bagi Tantri.

    Alfatihah buat tantri

    ReplyDelete
  4. Al Fatihah buat adek Tantri..semoga menjadi penolong bunda di akhirat nanti.

    Waktu itu cepet banget ya, gag terasa udah 2 tahun aja.

    ReplyDelete
  5. sedih banget bacanya.. terharu...
    adek tantri pasti bahagia dirumah Allah...dan semoga akan menjadi lentera buat ayah dan bunda-nya... amien

    ReplyDelete
  6. terharu sekali saat membaca cerita mbak Prim, sampe sesenggukan.Mudah2an Allah memberikan kesabaran yang berlebih buat mbak dan keluarga. Mudah2an juga Tantri menjadi penolong ayah dan bundanya di akhirat kelak.

    Saya juga pernah mengalami hal sama mbak,sebelum Safa ada.

    ReplyDelete
  7. Aku selalu terharu baca cerita mommy tentang kelahiran triplet, dan gak sanggup buat tidak meneteskan air mata baca kepergian dik Tantri...

    Semoga Allah melindungi keluarga mommy dan dik Tantri yg sudah menjadi penghuni surgaNya lebih berbahagia melihat kebahagian ayahbunda & kakak²nya.

    ReplyDelete
  8. Duuh.. langsungmewek mode on deh kalo' baca postingan tentang tantri.. insya Allah jadi malaikat yaa mba....
    LOve you.

    ReplyDelete
  9. mbak..duhhh...speachless deh..semoga dek tantri bahagia di surgaNya yah mbak..amiennn

    ReplyDelete
  10. paling gak kuat baca2 cerita2 kyk gini ... jd lgsg nangis ...
    aku kirim fatihah aja buat dek tantri ... sesungguhnya di sisi Allah jauh lebih nikamt dibanding dunia yg penuh nista ini ....

    ReplyDelete
  11. kemarin udah baca...nangis..sekarang baca lagi..nangissssss...aku tau rasanya kehilangan seperti itu juga mbak Prim..Al Fatihah buat Tantri.

    ReplyDelete
  12. Hiks ... mbak prim ... sedih banget baca nya ... :((

    InsyaAllah Tantri menjadi bidadari orangtua nya di surga kelak.amiin

    ReplyDelete
  13. lengkap deh membaca cerita ini sambil menahan jatuhnya airmata.

    maaf lahir batin yah...
    semoga keberkahan dilimpahkan Allah SWT setelah kita saling ikhlas memaafkan...amin

    maaf baru bisa online lagi nih

    ReplyDelete
  14. Mba saya bacanya ikut menangis...gimana mba prima yah yg nulis dan merasakannya?

    Tapi ibu yg satu ini HEBAT saya kagum loh mba....

    Maaf Lahir batin dan sun tuk Alifah 'n' balqis muahhhhhhhh & Alfatiha tu tantri

    ReplyDelete
  15. Ikut sedih mbak.
    Al Fatihah saja untuk buat Tantri.

    ReplyDelete
  16. Al-Fatihah buat dek tantri...semoga menjadi penyejuk & penggembira diakhirat nanti ya bun...

    ReplyDelete
  17. Masya Allah Mbak, selama aku baca cerita ini aer mata netes gak bisa ditahan. Ditambah lihat slide2 foto. Duh..terharu banget. Insya Allah Adik Tantri jadi bidadari dan akan menarik orang tuanya ke surga. Aduuuh mbak, aku salut banget sama mbak & suami yg bisa tegar seperti ini.....

    ReplyDelete
  18. Al Fatihah buat dik Tantri. kita hanya bisa menjaga sebaik2nya titipan Allah, dan mbak Prima udah ngelakuin itu.Insya Allah semua ada balasannya. tetap sabar n ikhlas ya mbak...

    ReplyDelete
  19. Turut berduka mbak Prim dan langgeng2 aja ya utk perkawinannya. 10 tahun apa tuh ya ... timah?

    ReplyDelete
  20. Turut berduka cita yaa bunda :(

    ReplyDelete
  21. Aku sampe nangis bacanya mbak. Kebayang pasti beraatt banget buat mbak sekeluarga. Doaku, semoga mbak sekeluarga dan Tantri terutama mendapat yang terbaik dari Allah ya mbak. Amiinnn...

    ReplyDelete
  22. wah aku ga kuat nahan air mata lihat slide foto2 tantri. Aku salut ma mba prima, terus berjuang buat alifah dan balqis ya mba..
    Al Fatihah buat tantri...

    ReplyDelete
  23. duh...gak ku ku deh...jadinya harus sediain tissue.....karena mata dan hidung jadi basah.......walau dah pernah baca ini...tetep sedih bun....

    Al fatihah buat tantri ..

    ReplyDelete