Hari
terakhir di Padang, program telah selesai. Dan kita semua akan kembali ke rumah
masing-masing. Penerbanganku dan Grace kembali ke Jakarta baru sore pukul 16.35
wib. Kami masih punya waktu setengah harian di sini.
Rencana
pagi ini, sudah janjian ketemuan dengan bu Ani Berthi, teman DSI yang kebetulan
sedang berada di Padang juga. Janjian dengan teman lain namun sepertinya ada
kendala, sehingga batal. Sementara Grace akan jalan dengan bu Ating, masih
dalam rangka mencari sesuatu
Sarapan
hari terakhir ini, di resto tidak seramai kemarin-kemarin. Rupanya banyak yang
memilih untuk pulang dengan penerbangan pagi hari. Saling bertukar sapa dan
salam terakhir.
Sembari
berkemas di kamar, menunggu kabar dari bu Ani yang akan ngabarin kalau sudah
sampai di lobi hotel. Karena sebagian barang sudah dikemas semalam, sudah tidak
banyak lagi yang harus aku rapikan.
Bengong
nunggu dikamar, akhirnya melirik layar televisi. Hahahahaha…. Asal tau aja… ini
televise sejak datang, gak pernah di nyalakan. 1. Aku gak suka nonton tivi. 2. Gak
sempet karena segudang kegiatan yang dijadwalkan.
Dan
entah apa juga yang tampil, aku sendiri gak memperhatikan, karena emang
fokusnya gak ke sana, Cuma biar gak sepi aja dan iseng sembari menunggu.
Kabar
dinanti datang, bu Ani sudah menunggu di lobi. Whuaaaaaaaa senang sekali bisa
bertemu kembali. Pertemuan pertama waktu aku kerumah beliau di daerah bekasi,
waktu itu aku pesan kue ke beliau. Beliau ini te o pe banget dah. Bikin kue
apaaaa aja, ngajar juga, pegang catering juga. Super sibuk waktunya, padahal
beliau juga punya putra abk juga.
Surprisenya
lagiii…. Masih dibekeli oleh-oleh satu dus… hikss mpe malu, soale aku gak
nyiapin apa-apa buat beliau. Terimakasih banyak ya bu, atas waktunya dan
oleh-olehnya. Semoga pertemuan kita membawa barokahNYA #peluukkkk.
Kita
check-out dari hotel pukul 13.00 wib, kali ini ada aku, grace, bu Ating dan pak
Yudhi. Sementara pak Arief karena ada misskom saat pemesanan taxi, akhirnya
terpaksa berangkat sendirian ke bandara dan barulah nanti kita bertemu kembali
di sana.
Karena
belum makan siang, kami mampir makan di RM Lamun Ombak. Akhirnya makan juga di
restoran Padang yang ada di Padang
Restonya
besar, rame, daaaannn masakannya enak #jempol. Selesai makan, sempat beli pudding
durian di konter depan restonya, niatnya dimakan sembari nunggu waktu boarding
nanti. Siap menuju bandara Minangkabau.
Dari
kita berlima, hanya bu Ating yang berbeda penerbangan, sementara aku, grace,
pak Yudhi dan pak Arief akan berada dalam penerbangan yang sama menuju Jakarta
dengan GIA. Cukup panjang perjalanan yang akan ditempuh pak Yudhi, karena
setelah sampai di Jakarta, melanjutkan penerbangan ke Surabaya, dan lanjut
dengan bis menuju Banyuwangi. Wow… kebayang betapa remeknya badan, karena baru
esok hari akan tiba di Banyuwangi.
Karena
waktu boarding masih lama, setelah check-in, kita duduk dan ngobrol di ruang
tunggu. Wesss banyak yang diobrolin, sekaligus rame-rame makan pudding durian
dan roti.
Nah
terkait dengan roti ini…… whuaaaaaaaaa jadi ada cerita seru. Karena ukuran
rotinya cukup besar, terpikir sesuatu untuk memotongnya. Teringatlah pak Yudhi
akan pisaunya, yang ternyata dia lupa letakkan di bagasi. Ada di tas ranselnya.
Enak sih… jadinya bisa buat motong roti, tapi kemudian berpikir lagi, ini pisau
bagaimana nanti menyelipkannya? Dan ukuran pisau itu juga cukup besar. Akan menjadi
masalah, karena pada tas bawaan cabin pesawat tidak diperkenankan untuk membawa
benda tajam. Wesss jadi obrolan beranjak bagaiman tips dan trik menyamarkan si
pisau.
Daaannnn….
Taraaaaaa
Tiba
waktunya masuk ke Gate, karena sudah jelang waktu boarding. Satu persatu dari
kita berlima masuk dan melewati security door. Sudah bisa ketebak…. Saat tas
milik pak Yudhi melewati mesin X-Ray… seketika petugas bereaksi… ‘pisau..!’ . ‘ada
pisau’ . ‘tas siapa ini?’
Tertahanlah
pak Yudhi. Argumentasi dan diplomasi pun dilakukan, plus pemeriksaan mendetail
demi keamanan. Wajah beliau dan juga wajah petugas terlihat sama-sama tegang.
Jahatnya
kami…. kami berempat malah cekikikan dan meledek belio dari tempat duduk kami
yang sengaja kami pilih tidak jauh dari meja pemeriksaan. Akhirnya diambil
kesepakatan, pak Yudhi harus kembali ke meja check-in dan menitipkan pisaunya
di bagasi, dan nanti sesampai di Surabaya baru bisa diserahkan kembali. Pffuiiiihhhh
lega win-win solution.
Saat
boarding tiba, harus berpisah dengan bu Ating. Sampai bertemu kembali bu. Semoga
tetap sehat dan sukses.
Lucunya lagi, walaupun kami terbang bersama dalam satu penerbangan, saat check-in kami semua memilih seat sisi jendela semua dan itu harus, alhasil dapat seat terpisah yang penting dapat jendela….. hahahahaha serasa gak kenal jadinya.
Lucunya lagi, walaupun kami terbang bersama dalam satu penerbangan, saat check-in kami semua memilih seat sisi jendela semua dan itu harus, alhasil dapat seat terpisah yang penting dapat jendela….. hahahahaha serasa gak kenal jadinya.
Saat take off gak mulus, penilaian take off skala 1-10 ada di angka 6. sempet berasa pusing sejenak dan mual. baru reda setelah beberapa saat pesawat terbang stabil. sajian film-film yang tersaji pun gak mempan mengalihkan rasa mual, cukup terhibur justru dengan pemandangan alam diluar, sunset di atas langit padang. wow! Subhanallah....
hanya sedikit maskapai yang masih menyajikan hidangan yang sudah
termasuk didalam harga tiketnya. kebanyakan untuk meals penumpang harus
mengeluarkan kocek lagi untuk bisa menikmati hidangan, dan sudah bisa
ditebak harganya pun mahal. Garuda Indonesia termasuk yang masuh
menyediakan meals. dalam penerbangan kali ini yang tersaji lontong opor, puding, dan aku milih teh panas untuk minuman. kebiasaan kalo lagi pusing/ mual enaknya minum teh panas.
18.25 wib Mendarat dengan selamat di terminal 2 bandara Soekarno Hatta, dengan penilaian landing skala 7. Bad landing I think…. Captainnya gak pinter. Padahal cuaca bagus, tidak ada hambatan apa-apa #soktau
Saatnya
mengucap salam kembali pada semua teman serombongan. Tiba diluar gate, disambut
dengan teriakan si kembar alifah balqiz ‘Ibuuuuuuuuuuuuuuuuukkkkk’ dan di
belakang mereka si ayah yang sok jaim Cuma senyum doang. Hahahahahaha…. Padaaaalll
sebelum sebelumnya isian sms dan wa-nya udah desperado menghadapi si kembar.
Sebelum
pulang, sempat makan malam dulu di Solaria bandara, baru kita pulang. Welcome home.
Udh gak sabar menanti sambutan si kembar...ibuuuuukkkkk... aaahhhh so sweet. Pasti kangen banget ya mak.
ReplyDeletesenengnya si kembar ke temu ibuknya...saya malah blm bisa ninggalin anak mak..kadang cuma 1 mlm aja blm bisa..mungkin krn anak masih 2,8 thn n sy baru punya anak 1..jd gimana gitu rasanya mau ninggalin..pdahal ada kegiatan yg kdg hrs dihadiri di luar kota
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete