Saturday, May 17, 2014

Padang, Day5

Kamis, 1 Mei 2014


Hari terakhir di Padang, program telah selesai. Dan kita semua akan kembali ke rumah masing-masing. Penerbanganku dan Grace kembali ke Jakarta baru sore pukul 16.35 wib. Kami masih punya waktu setengah harian di sini.

Rencana pagi ini, sudah janjian ketemuan dengan bu Ani Berthi, teman DSI yang kebetulan sedang berada di Padang juga. Janjian dengan teman lain namun sepertinya ada kendala, sehingga batal. Sementara Grace akan jalan dengan bu Ating, masih dalam rangka mencari sesuatu 

Sarapan hari terakhir ini, di resto tidak seramai kemarin-kemarin. Rupanya banyak yang memilih untuk pulang dengan penerbangan pagi hari. Saling bertukar sapa dan salam terakhir.

Sembari berkemas di kamar, menunggu kabar dari bu Ani yang akan ngabarin kalau sudah sampai di lobi hotel. Karena sebagian barang sudah dikemas semalam, sudah tidak banyak lagi yang harus aku rapikan.

Bengong nunggu dikamar, akhirnya melirik layar televisi. Hahahahaha…. Asal tau aja… ini televise sejak datang, gak pernah di nyalakan. 1. Aku gak suka nonton tivi. 2. Gak sempet karena segudang kegiatan yang dijadwalkan.

Dan entah apa juga yang tampil, aku sendiri gak memperhatikan, karena emang fokusnya gak ke sana, Cuma biar gak sepi aja dan iseng sembari menunggu.

Kabar dinanti datang, bu Ani sudah menunggu di lobi. Whuaaaaaaaa senang sekali bisa bertemu kembali. Pertemuan pertama waktu aku kerumah beliau di daerah bekasi, waktu itu aku pesan kue ke beliau. Beliau ini te o pe banget dah. Bikin kue apaaaa aja, ngajar juga, pegang catering juga. Super sibuk waktunya, padahal beliau juga punya putra abk juga.





Surprisenya lagiii…. Masih dibekeli oleh-oleh satu dus… hikss mpe malu, soale aku gak nyiapin apa-apa buat beliau. Terimakasih banyak ya bu, atas waktunya dan oleh-olehnya. Semoga pertemuan kita membawa barokahNYA #peluukkkk.

Kita check-out dari hotel pukul 13.00 wib, kali ini ada aku, grace, bu Ating dan pak Yudhi. Sementara pak Arief karena ada misskom saat pemesanan taxi, akhirnya terpaksa berangkat sendirian ke bandara dan barulah nanti kita bertemu kembali di sana.

Karena belum makan siang, kami mampir makan di RM Lamun Ombak. Akhirnya makan juga di restoran Padang yang ada di Padang 

Restonya besar, rame, daaaannn masakannya enak #jempol. Selesai makan, sempat beli pudding durian di konter depan restonya, niatnya dimakan sembari nunggu waktu boarding nanti. Siap menuju bandara Minangkabau.




Dari kita berlima, hanya bu Ating yang berbeda penerbangan, sementara aku, grace, pak Yudhi dan pak Arief akan berada dalam penerbangan yang sama menuju Jakarta dengan GIA. Cukup panjang perjalanan yang akan ditempuh pak Yudhi, karena setelah sampai di Jakarta, melanjutkan penerbangan ke Surabaya, dan lanjut dengan bis menuju Banyuwangi. Wow… kebayang betapa remeknya badan, karena baru esok hari akan tiba di Banyuwangi.




Karena waktu boarding masih lama, setelah check-in, kita duduk dan ngobrol di ruang tunggu. Wesss banyak yang diobrolin, sekaligus rame-rame makan pudding durian dan roti.




Nah terkait dengan roti ini…… whuaaaaaaaaa jadi ada cerita seru. Karena ukuran rotinya cukup besar, terpikir sesuatu untuk memotongnya. Teringatlah pak Yudhi akan pisaunya, yang ternyata dia lupa letakkan di bagasi. Ada di tas ranselnya. Enak sih… jadinya bisa buat motong roti, tapi kemudian berpikir lagi, ini pisau bagaimana nanti menyelipkannya? Dan ukuran pisau itu juga cukup besar. Akan menjadi masalah, karena pada tas bawaan cabin pesawat tidak diperkenankan untuk membawa benda tajam. Wesss jadi obrolan beranjak bagaiman tips dan trik menyamarkan si pisau.

Daaannnn…. Taraaaaaa
Tiba waktunya masuk ke Gate, karena sudah jelang waktu boarding. Satu persatu dari kita berlima masuk dan melewati security door. Sudah bisa ketebak…. Saat tas milik pak Yudhi melewati mesin X-Ray… seketika petugas bereaksi… ‘pisau..!’ . ‘ada pisau’ . ‘tas siapa ini?’

Tertahanlah pak Yudhi. Argumentasi dan diplomasi pun dilakukan, plus pemeriksaan mendetail demi keamanan. Wajah beliau dan juga wajah petugas terlihat sama-sama tegang.

Add caption


Jahatnya kami…. kami berempat malah cekikikan dan meledek belio dari tempat duduk kami yang sengaja kami pilih tidak jauh dari meja pemeriksaan. Akhirnya diambil kesepakatan, pak Yudhi harus kembali ke meja check-in dan menitipkan pisaunya di bagasi, dan nanti sesampai di Surabaya baru bisa diserahkan kembali. Pffuiiiihhhh lega win-win solution.





Saat boarding tiba, harus berpisah dengan bu Ating. Sampai bertemu kembali bu. Semoga tetap sehat dan sukses.

Lucunya lagi, walaupun kami terbang bersama dalam satu penerbangan, saat check-in  kami semua memilih seat sisi jendela semua dan itu harus, alhasil dapat seat terpisah yang penting dapat jendela….. hahahahaha serasa gak kenal jadinya.



Saat take off gak mulus, penilaian take off skala 1-10 ada di angka 6. sempet berasa pusing sejenak dan mual. baru reda setelah beberapa saat pesawat terbang stabil. sajian film-film yang tersaji pun gak mempan mengalihkan rasa mual, cukup terhibur justru dengan pemandangan alam diluar, sunset di atas langit padang. wow! Subhanallah....





hanya sedikit maskapai yang masih menyajikan hidangan yang sudah termasuk didalam harga tiketnya. kebanyakan untuk meals penumpang harus mengeluarkan kocek lagi untuk bisa menikmati hidangan, dan sudah bisa ditebak harganya pun mahal. Garuda Indonesia termasuk yang masuh menyediakan meals. dalam penerbangan kali ini yang tersaji lontong opor, puding, dan aku milih teh panas untuk minuman. kebiasaan kalo lagi pusing/ mual enaknya minum teh panas.





18.25 wib Mendarat dengan selamat di terminal 2 bandara Soekarno Hatta, dengan penilaian landing skala 7. Bad landing I think…. Captainnya gak pinter. Padahal cuaca bagus, tidak ada hambatan apa-apa #soktau




Saatnya mengucap salam kembali pada semua teman serombongan. Tiba diluar gate, disambut dengan teriakan si kembar alifah balqiz ‘Ibuuuuuuuuuuuuuuuuukkkkk’ dan di belakang mereka si ayah yang sok jaim Cuma senyum doang. Hahahahahaha…. Padaaaalll sebelum sebelumnya isian sms dan wa-nya udah desperado menghadapi si kembar.





Sebelum pulang, sempat makan malam dulu di Solaria bandara, baru kita pulang. Welcome home.

4 comments:

  1. Udh gak sabar menanti sambutan si kembar...ibuuuuukkkkk... aaahhhh so sweet. Pasti kangen banget ya mak.

    ReplyDelete
  2. senengnya si kembar ke temu ibuknya...saya malah blm bisa ninggalin anak mak..kadang cuma 1 mlm aja blm bisa..mungkin krn anak masih 2,8 thn n sy baru punya anak 1..jd gimana gitu rasanya mau ninggalin..pdahal ada kegiatan yg kdg hrs dihadiri di luar kota

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete