Sunday, December 24, 2006

1000 Buku Untuk Tunanetra

Buku adalah jendela dunia. Kita bisa belajar melalui buku. Dengan membaca buku, kita akan mendapatkan informasi, memperluas wawasan, memperkaya perbendaharaan kata, mengasah kecerdasan emosi dan spiritual, serta mendapatkan hiburan. Betapa banyak yang bisa kita dapat dari buku!

Lalu, bagaimana dengan tunanetra yang punya hambatan dengan penglihatan? Bagaimana cara mereka membaca buku? Dan, di mana mereka bisa mendapatkannya?

Fakta menunjukkan, tak satupun toko buku dan perpustakaan umum menyediakan buku untuk tunanetra. Oleh karenanya, harus ada lembaga yang secara khusus melakukannya.

Yayasan Mitra Netra hadir di tahun 1991, memberikan solusi untuk mengatasi masalah keterbatasan buku bagi tunanetra

Bagaimana bentuk buku yang dapat dibaca tunanetra?

Dengan adanya hambatan penglihatan, tunanetra harus menggunakan indra yang lain untuk membaca. Oleh karenanya, buku untuk tunanetra dapat berupa:

BUKU AUDIO (audio book/talking book)

Buku ini berbentuk kaset (analog talking book), atau CD (digital talking book).

Proses pembuatannya adalah:

  • Naskah buku dibacakan sekaligus direkam dalam komputer
  • Kemudian dicopy ke dalam kaset atau CD

Keunggulan buku audio dengan teknologi digital adalah terdapat fasilitas "mencari", baik per halaman atau per bab, sehingga mempermudah tunanetra dalam menggunakannya.

BUKU BRAILLE.

Proses pembuatannya adalah:

  1. Mengetik naskah buku dalam dokumen "word"
  2. Melakukan penyuntingan (editting)
  3. Mengubah dokumen word menjadi dokumen Braille dengan menggunakan perangkat lunak Mitranetra Braille Converter (MBC) atau perangkat lunak lain sejenis dan memformatnya.
  4. Mencetak dengan menggunakan mesin "embosser" (mesin cetak Braille).

BUKU ELEKTRONIK (e-book)

Buku ini dibaca oleh tunanetra dengan menggunakan komputer bicara, yaitu komputer yang dilengkapi dengan perangkat lunak pembaca layar.

Proses pembuatannya:

  • Mengetik naskah buku dalam dokumen "word"
  • Melakukan penyuntingan (editting)
  • Mengubah dokumen word menjadi dokumen HTML sehingga mudah dibaca oleh tunanetra.

Pembuatan buku dalam bentuk buku elektronik ini akan memangkas sebagian proses produksi yang harus dilakukan jika buku dibuat dalam bentuk buku Braille, yaitu proses konversi dari dokumen latin menjadi dokumen dalam format Braille, serta proses pencetakan.

Menyadari begitu pesatnya perkembangnan buku di satu sisi, dan terbatasnya kemampuan Yayasan Mitra Netra di sisi lain untuk menyediakan buku yang dapat dibaca tunanetra, diperlukan upaya strategis untuk membantu pekerjaan tersebut menjadi lebih cepat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melibatkan partisipaisi masyarakat secara luas menjadi relawan, khususnya dalam produksi buku Braille dan buku elektronik. Oleh karenanya, pada akhir tahun 2005, Yayasan Mitra Netra memulai program SERIBU BUKU UNTUK TUNANETRA.

No comments:

Post a Comment