Senin, 28 April 2014
Terbangun
pukul 03.30 wib, jam tubuh yang gak bisa diboongin. Terbiasa bangun setiap hari
di jam yang sama, membuat tubuh ini seperti punya alarm sendiri untuk bangun,
selarut apapun tidur selalu terbangun di saat yang sama. Berusaha untuk
menenangkan diri kembali dan mencoba terlelap. Berhasil, namun tidak lama.
Hanya 1 jam dan benar-benar melek. Ya wes, segera saja shalat Subuh. Tidak
banyak yang bisa dilihat dari jendela kamar hotel. Karena area hotel berada di
sekitaran pasar kota. Jadilah ya hanya pemandangan kios-kios yang belum buka.
Hanya ada petugas kebersihan dan truk angkutan sampah yang menjadi pemandangan.
Menikmati
waktu santai, dan setelah mandi bersiap, turun ke resto hotel untuk sarapan
pukul 07.30 wib. Semakin banyak lagi wajah wajah yang sudah dikenal di berbagai
kesempatan yang semalam tidak sempat bertemu, karena kami datang sudah larut
malam. Bertukar sapa dan kabar, mengobrol ringan dan bersama menikmati sarapan
pagi. Ya sarapan pagi standar ala hotel. Hmmmmmm kok tiba-tiba jadi merasa
‘ilfeel’ mengingat 4hari kedepan bakal makan hidangan hotel yang sudah mulai
tertebak seperti apa yang terhidang.
Pukul
08.00 wib memasuki ruangan workshop, dengan berbagai narasumber dan berbagai
materi yang menarik. Benar-benar sebuah kesempatan yang sangat berharga dan
menuai banyak ilmu dalam membekali diri kecemplung dunia disabilitas. Untuk
balqiz, untuk banyak orangtua dan abk di luar sana.
Inshaa
Allah akan mendirikan sebuah MDVI Centre yang akan dibangun di Bandung di
komplek kampus UPI. Dalam pembuatan centre tersebut, diperlukan banyak masukan
dari berbagai unsure stakeholder yang sehari-hari berinteraksi langsung dengan
dunia disabilitas. Berbagai unsure stakeholder yang hadir, dari unsur sekolah,
unsure guru, unsur orangtua, akademis, praktisi, psikolog, dan berbagai dinas
terkait, dalam hal ini kementerian pendidikan dan kebudayaan direktorat
pendidikan luar biasa.
Masukan
dari Perkins yang dibawakan oleh Miss Namita Jacob yang sudah malang melintang
membangun MDVI centre di berbagai Negara sangat membantu dan membuka mata.
Diseling istirahat makan siang, kemudian istirahat sore dan kemudian lanjut kembali setelah makan malam, berasa marathon dalam mengerahkan kemampuan konsentrasi.
Saat makan malam ini ada keseruan tersendiri. Mendapat kisikan bahwa buah markisa yang tersaji sangatlah manis dan serta merta menjadi rebutan dari pecinta buah. terlebih berhasil merayu si bule Adeline dan Namita Jacob untuk mencoba dan mereka suka memakannya. Alhasil suasana makan malam penuh kehebohan atas keberadaan si markisa
Sesi terakhir hari ini, giliran
ibuk dan dua orangtua lainnya yang hadir, Ibu Grace dan Ibu Rosyifa dan Ibu
Dessy dari Low Vision Centre Wiyataguna Bandung.
Berbagi
cerita mengenai keseharian bersama abk, memberi masukan apa yang diperlukan
bagi abk, serta apa sih yang dibutuhkan para orangtua abk. Bertubi-tubi kami
berempat mendapat pertanyaan, bahkan sepertinya lebih seru dan antusias
daripada acara sepanjang pagi hingga sore tadi. Senang rasanya bisa berbagi dan
memberikan inspirasi bagi banyak orang. Semoga apa yang disampaikan menjadi
berkah dan manfaat bagi semua.
Tak
terasa baru bubar setelah pukul 22.00 wib. Wow!! malam bangeeett. Tapi puas
rasanya.
Sesaat
setelah keluar ruangan, kok jadi pada kasak kusuk mau jjm yaaaa. hahahahaha….
Buat emak-emak mah yang namanya jalan-jalan pasti langsung tegak telinganya dan
antusias. Walaupun hanya jalan-jalan disekitar hotel. Karena rame-rame jadi ya
berani aja meski sudah larut malam. Sebelum melangkah kaki keluar halaman hotel,
petugas concierge sempat mengingatkan kita untuk berhati-hati. Maklumi yang
jalan emak-emak semua tanpa ada pengawal.
Lingkungan
sekitar hotel adalah area pasar. Kiri kanan dan depan hotel berjejer kios kios
baju, sepatu, dll. Setelah berjalan agak jauh barulah menemukan pasar
tradisionalnya. Larut malam pun tidak menyurutkan hiruk pikuk pasar. Kami
sempat berhenti di depan sebuah kios dan memanggil tukang sate padang yang
sedang lewat. Iseng memesan dua porsi sate padang. Gak ikutan makan, karena
selain perut kenyang, juga gak terlalu selera.
Cukup
lama ngobrol di sana, hingga akhirnya uda pedagang sate-nya dengan ragu-ragu
meminta bangkunya yang sedang kami duduki supaya dia bisa melanjutkan
langkahnya. Hahahahaha…. Emak-emak kalo dah rumpi jadi suka lupaaaaaa
to be continue,.... Padang Day3
to be continue,.... Padang Day3
Asik ya jjm...udah pada tutup toko jadi aman tuh dompet ;)
ReplyDelete