AlifBaTa part 1

kalo udah masuk di bulan bulan akhir tahun, September, Oktober, November, selalu membawa berbagai macam perasaan yang berkelebat *halah bahasa opo tho…* dalam benak aku. Terutama selama 2 tahun terakhir ini. Gimana enggak, setelah menunggu selama 8 tahun, yang penuh dengan berbagai macam pernak pernik yang udah keik nano nano rasanya, akhirnya Allah SWT memberi ijinNYA untuk bisa mengijinkan memperoleh kembar 3-ku. AlifBaTa.

Perjalanan untuk bisa memperoleh AlifBaTa adalah perjalanan yang teramat panjang Sebenarnya kita berdua sudah dalam taraf yang teramat sangat pasrah. Dan sempat mengalami satu masa juga yang teramat sangat masa bodoh. Dan dimasa itu kita berdua bersikap menulikan telinga menutup hati. gimana gag menulikan telingan dan menutup hati kalo… setiap kali bertemu dengan sanak saudara, teman, dan entah siapa lagi… yang selalu menjadi topik pertanyaan adalah soal “anak”, samalah rasanya dengan teman yang mungkin mengalami berondongan pertanyaan soal “kapan kawin”. orang Endonesah banget kan. Kalo dah kuliah yang ditanya kapan lulus, udah lulus ditanya kapan kerja. Udah kerja ditanya kapan kawin, udah kawin ditanya kapan punya anak… bener-bener gocap tambah gocap = capek dee…

berawal dari sebuah artikel di majalah wanita femina. mengenai artikel bayi tabung (IVF) di awal tahun 2004, tiba-tiba aja tergerak hati untuk mencoba. Setelah survey beberapa rumah sakit di Jakarta yang menyediakan layanan program tersebut, akhirnya kita berdua memilih rsb BUNDA. Disana memang ada klinik tersendiri untuk menangani pasutri yang mengalami kesulitan…. (pssst… kita sempet berobat bareng ma maudy koesnady lho!).

dimulailah berbagai macam pemeriksaan, mulai dari test sperma, tes alergi, tes darah, dan yang namanya usg vaginal mah jangan ditanya lagi deh… bolak balik!! pokoke udah ilang deh thu urat malu. Sampai akhirnya ditemukan kista di rahim. kudu njalani laparoscopy (bener gag nulisnya?)

kelar dengan itu, hasil tes darah ternyata aku mengalami apa yang di sebut dengan nilai ACA+ yaitu kekentalan di dalam darah-ku diatas angka normal (jangan tanya ke aku lebih detail soal ini, gag terlalu ngerti). jadi karena kekentalan darahku diatas rata-rata berapa kalipun aku hamil tidak akan bisa bertahan lama karena kantong janin yang terbentuk tidak bisa menempel pada dinding rahim sehingga janin tersebut tidak akan bisa berkembang dan akhirnya akan mengalami keguguran. hal inilah yang mungkin menjadi salah satu penyebab aku mengalami keguguran hingga 3 x dalam kurun waktu 8 tahun itu.

walaupun kata sang dokter yang terjadi dengan diriku sifatnya hanya temporary… untuk menetralkannya gimana? Aku harus terapi obat, dan obatnya itu harus disuntikkan setiap hari dan harus di jam yang sama, posisi suntiknya adalah 2 ruas jari dibawah pusar. Jadi dengan suksesnya thu dokter membuat kulitku berbolong-bolong… hiks.. hiks.. karena harus dilakukan setiap hari dan jam yang sama… masa iya mo tiap hari ke rs yang letaknya nun jauh dari pondok gede gitu… akhirnya belajar untuk menyuntik sendiri!! Kenapa nyuntik sendiri? Soale ayah utam gag mau, ibuku juga gag tega… alhasil daku sendiri yang kudu ngerjain sendiri…

seiring dengan proses suntik menyuntik tadi… sang dokter mencoba untuk melakukan program IVF, singkat kata 2 kali kita njalani hasilnya adalah GAGAL maning!! GAGAL maning. Tetep aja sang menstruasi datang kembali.

tobe continued...