Setelah urusan bagasi
selesai,
segera meluncur menuju rumah ibu Maria di Batu Putih. Hanya berkisar 5
menit perjalanan dari bandara menuju rumah. Suasana sepi, tenang segera
menyambut kehadiran bunda. Seakan waktu berhenti sejenak dan kemudian berjalan
lambat. Bertolak belakang sekali situasinya dengan Jakarta. ‘sesuatu’ banget
rasanya :)
Tidak lama berada dirumah bu
Maria, setelah beberes sebentar, kita kemudian langsung keluar lagi ‘turun’
menuju kota. Hehehehehe… yup. Istilah ‘turun’ dipergunakan sebagai pengganti
kata ‘pergi’. Sepanjang perjalanan kita bercerita banyak. Maklumi dah lama
tidak bertemu dan bertukar gossip cerita.
Tibalah kami di pelataran
sebuah bangunan berbentuk rumah panggung, “Selamat Datang di Bahasa Hati” ujar
Pak Dohar disertai senyum dan jabat eratnya menyambut kami, sesaat turun dari
mobil.
Sontak terjadi keriuhan oleh teriakan dua gadis cantik dari dalam bangunan.
Si kembar Kezia dan Lina yang riuh menyambut kedatangan kami, juga ibu guru
mereka ibu Fira Agustin.
Luapan rasa rindu tertumpah. Rasa
senang, haru baur menjadi satu. Setelah puas melepas rindu, barulah bunda bisa
melihat sekeliling. Bangunan rumah panggung ini adalah Gedung Sekolah Bahasa
Hati. Sekolah Luar Biasa yang didirikan oleh pasangan suami istri Bapak Dohar
A. Nasution dan Ibu Maria Maghdalena Pohan.
Beberapa bagian memang masih
memerlukan pembenahan. Di ruang utama sedang ada kesibukan setting ruangan
untuk keperluan acara esok hari. Segera lebur dalam kesibukan ikut menata
ruangan.
Ibu Maria sedari tadi tampak sibuk menerima telpon dan menjawab sms
yang masuk untuk konfirmasi kehadiran peserta seminar esok. Deadline konfirmasi
sebenarnya sudah berakhir, namun antusias calon peserta masih mengalir untuk
bisa memperoleh tempat dalam acara tersebut.
Sekitar satu jam berjalan,
kami kemudian pergi untuk makan siang dan menjemput Enrique terlebih dahulu di
sekolahnya. Enrique adalah putra sulung dari Ibu Maria. Kita memasuki kota
Sangatta dan memilih makan di resto ayam goreng. Selesai makan kembali ke
sekolah dan menyelesaikan penataan ruangan serta persiapan berbagai keperluan. Termasuk
koordinasi dengan panitia.
Tidak terasa sudah pukul
19.00 wita dan melihat bahwa rasanya sudah siap semua, kami segera pulang ke
rumah Batu Putih. Selesai mandi dan makan malam, bunda kembali membantu
membongkar bawaan dari Jakarta. Takjub dan luapan terimakasih tidak terkira
diucapkan oleh keluarga Pak Dohar atas sumbangan alat peraga dari teman-teman.
Kemudian
muncul Jeng Lia dan Pak Bangun tetangga rumah yang ikut membantu menyelesaikan
berbagai persiapan.
Akhirnya rasa lelah
bergelayut dan nyerah juga bunda. Tidur bersama Kezia di sebelah kiri dan Lina
di sebelah kanan diwarnai celoteh mereka sebagai pengantar tidur. Senyum bahagia
tersungging di bibir mereka berdua.
No comments:
Post a Comment